Ini adalah pengalaman pertama saya mendaki gunung. Sebelum saya cerita panjang tentang pengalaman saya mendaki Gunung Semeru, saya akan jelaskan sedikit keterangan geografisnya  Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).Â
Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Di puncak Gunung Semeru terdapat kawah dikenal dengan nama Jonggring Saloko
Jenis gunung semeru itu stratovolcano (adalah gunung berapi kerucut yang dibangun oleh banyak lapisan (strata) lava mengeras, tephra, batu apung dan abu.)
Untuk jalur pendakiannya.Â
Awal itu kita mulai dari ranupani-lendegan dowo-watu rejeng-ranukumbolo-tanjakan cinta-oro oro ombo-cemoro kandang-jambangan-kalimati-puncak mahameru
Untuk treknya sendiri
Dari ranupani ke ranukumbolo
Tanjakanya landai cuma cukup panjang.
Lalu nanti untuk menuju puncak treknya yang paling berat. Trek berupa pasir yang labil dan sulit untuk pergerakan kaki. Setiap melangkah naik kaki akan merosot lagi di sinilah fisik dan mental pendaki di uji di saranin pake gaiter untuk mencegah pasir masuk ke dalam sepatu waktu tempuh dari arcopodo ke puncak mahameru 4-6 jam suhu di atas 4 - 10°c celcius di atas juga kalian bisa liat view bromo, raung, arjuno, welirang, lawu, kawah joghring soloko.
Awalnya saya sering mendengar cerita dari teman teman saya yang suka mendaki. Saya pun akhirnya bertanya tentang apa saja yang harus saya bawa ketika mendaki, yang di larang saat mendaki, serta bertanya pengalaman mereka ketika mendaki.Â
Suatu ketika kebetulan saya diajak dengan teman saya namanya zhurfy untuk mendaki gunung semeru bersama dia dan teman temanya. Ragu sebenarnya namun saya mengiyakan
Karena saya pikir saya sama sekali belum pernah mendaki dan cuaca bulan november memang musim hujan saya khawatir ketika sedang mendaki turun hujan. Step by step akhirnya telah saya selesaikan seperti mengecek surat keterangan sehat, menyewa alat pendakian, serta meminta restu kepada orang tua.Â
Banyak teman saya yang ga ngizinin saya untuk mendaki kesana, karena semeru bukan gunung untuk pendaki pemula seperti saya. Namun saya tetep buletkan tekad dengan bermodalkan restu dari orang tua dan berniat tafakkur alam.
Start dari kediri tanggal 8 november menuju pasar tumpang, bermalam di basecamp bromo tengger semeru paginya dilanjut menuju ranupani, di ranupani saya dan teman teman di beri pengarahan oleh relawan sekitar mulai dari jalur pendakian, hingga hal hal yang di larang. Saya pribadi takut mendengar cerita dari relawan ada yang meninggal tertimpa batu, jatuh ke jurang, dan tersesat hilang.
Makin gemetar saja, namun relawan tetap memberi semangat serta himbauan yang penting berhati hati, bisa kompak dan satu lagi yaitu Apabila salah satu dari kalian ada yang sedang haid sangat tidak disarankan untuk sampai puncak karena wanita yang sedang haid itu fisiknya lemah dan treknya itu akan menguras tenaga.Â