Mohon tunggu...
Yusmin Abdul Malik
Yusmin Abdul Malik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa , Prodi Ekonomi Syariah Unpam Tangsel, suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan Mohammad Yamin : Sumbangsih Ide mereka dalam Perumusan Pancasila

30 Desember 2024   13:33 Diperbarui: 30 Desember 2024   13:33 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yusmin Abdul Malik | Mahasiswa Ekonomi Syariah | Unpam

Pancasila adalah dasar negara kita yang lahir dari pemikiran para pendiri bangsa. Tiga tokoh penting yang berperan besar dalam perumusannya adalah Ir. Soekarno, Muhammad Hatta, dan Mochamad Yamin. Mereka memiliki gagasan yang unik, tetapi saling melengkapi satu sama lain.

Ir. Soekarno: Gagasan Persatuan

Ir. Soekarno memperkenalkan konsep Pancasila dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 di sidang BPUPKI. Lima prinsip yang ia ajukan adalah Kebangsaan, Internasionalisme, Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan yang berkebudayaan. Ia ingin memastikan dasar negara mampu menyatukan bangsa yang beragam ini. Bagi Soekarno, keberagaman adalah kekuatan jika diarahkan dengan benar.

Muhammad Hatta: Demokrasi dan Sosial

Muhammad Hatta berkontribusi dengan pemikirannya tentang demokrasi berbasis musyawarah dan pentingnya keadilan sosial. Sebagai ekonom, Hatta yakin bahwa pembangunan harus untuk semua rakyat, bukan hanya segelintir orang. Dalam diskusi perumusan Pancasila, Hatta sering menjadi penengah antara berbagai pandangan yang berbeda.

Mochamad Yamin: Nilai Historis

Mochamad Yamin menyampaikan lima prinsip dasar negara pada sidang BPUPKI 29 Mei 1945. Ia juga menekankan pentingnya menghubungkan dasar negara dengan nilai-nilai budaya dan sejarah bangsa. Menurutnya, identitas Indonesia harus tercermin dalam dasar negara.

Kolaborasi yang Berhasil

Kolaborasi Soekarno, Hatta, dan Yamin menghasilkan Pancasila yang kita kenal sekarang---sebuah dasar negara yang tidak hanya inklusif tetapi juga relevan dengan karakter bangsa kita.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun