Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) memberikan dampak luar bisa. Berbagai bidang kehidupan, politik, ekonomi, sosial, pariwisata, dan pendidikan mengalami keterpurukan. Sampai saat ini berbagai negara masih berusaha mencari formula terbaik untuk mengatasinya.
Bidang olahraga juga mengalami dampak yang tidak ringan. Upaya adaptasi terus dilakukan. Performa atlet menurun dan banyak even mayor yang terkena imbasnya. Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo, Jepang, ditunda pada tahun 2021. Asean Para Games 2020 di Filipina di batalkan. Dan berbagai kejuaraan dan liga olahraga berhenti sementara atau dibatalkan.
Pada even nasional, isu paling menarik adalah penundaan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Sesuai keputusan Presiden Jokowi pada rapat terbatas kabinet, 23 April 2020, penyelenggaraan PON XX Papua akan dilaksanakan tahun 2021. Tepatnya tanggal 2-13 Oktober 2021. Dengan perubahan tersebut maka terjadi perubahan nomenklatur. Dari PON XX/2020 menjadi PON XX/2021.
Menyikapi perubahan tersebut, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyelenggarakan Webinar Keolahragaan Nasional. Temanya adalah PON dan Prestasi Olahraga di Era Pandemi Covid-19. Kegiatan diskusi diselenggarakan melalui zoom meeting dan live Youtube pada 5 Juni 2020, mulai pukul 13.00-16.30 WIB.
Berbagai materi menarik disampaikan oleh tokoh-tokoh olahraga. Yaitu Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes., (Rektor Unesa), Menpora RI Dr. H. Zainudin Amali, SE, M. Si., Mayjen Purn Dr. Suwarno (Koni Pusat), Ir. H. Erlangga Satriagung (Ketum KONI Jawa Timur), dan Drs. Supratomo, M. Si. (Kadispora Jatim).
Nurhasan, memberikan pesan bahwa kegiatan olahraga harus benar-benar mencari cara efektif dan adaptif agar dapat berjalan dengan baik. Terutama adalah keselamatan seluruh pelaku olahraga dan masyarakat serta upaya mencegah penyebaran Covid-19. Memang hal ini tidak mudah. Tapi setiap pelaku olahraga harus dapat menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
Lebih lanjut, Menpora menekankan bahwa setiap cabang olahraga harus memanfaatkan momen perubahan ini untuk menyiapkan PON lebih baik.Â
Selain itu pelaksanaan olahraga prestasi, pendidikan, dan olahraga rekreasi terutama yang melibatkan banyak masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Dalam menjalani kehidupan normal baru harus selalu disiplin memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan olahraga.
 Perubahan pelaksanaan PON XX karena Covid-19 tentu membawa konsekuensi logis. Penyesuaian anggaran, program latihan, dan sebagainya. Seperti yang terjadi di Jawa Timur. Puslatda Jatim sudah dilakukan sejak tahun 2017. Dan sudah mencapai kondisi sangat siap untuk berangkat. Namun, karena Covid-19 akhirnya ada perubahan total dalam menyiapkan kontingen.
Ada perubahan skala prioritas. Jika sebelumnya prioritasnya adalah pertama prestasi, kedua prestasi, ketiga prestasi. Maka saat ini skala prioritasnya berubah. Pertama keselamatan. Kedua, kesehatan. Ketiga, prestasi. Demikian halnya Puslatda yang sebelumnya training center menjadi training from home. Kondisi ini juga pasti dialami oleh daerah lain di Indonesia.