Banyak sekali orang yang ingin menulis dan menerbitkan buku. Tetapi keinginan tersebut kemudian berhenti karena tidak tahu caranya. Lantas apa yang perlu diperbaiki pertama kali jika menghadapi yang demikian. Jawabnya adalah pikiran tentang cara menerbitkan buku. Salah satu yang perlu dipahami adalah bahwa untuk menerbitkan buku pada saat ini sangatlah mudah. Yang diperlukan hanya satu, yaitu menulis setiap hari. Kebiasaan menulis yang diasah setiap hari akan mengantarkan pada suatu titik tulisan kita akan diminati oleh penerbit. Bahkan pada saatnya penerbit yang akan mendatangi kita untuk minta naskah buku. Dan itu sangat menyenangkan sekali.
Untuk dapat mencapai titik tersebut sekali lagi kita kembali pada kuncinya yaitu menulis setiap hari. Menulis setiap hari butuh skill dan trik. Ada beberapa alasan, seperti disampaikan oleh Dadang Kadarusman, kenapa kita harus menulis setiap hari. Pertama, dalam perspektif pembelajaran karena biasa menjadi bisa. Keterampilan apa pun akan dikuasai jika dilakukan secara terus menerus dan konsisten.
Kedua, dengan menulis setiap hari akan membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh dan menyelaraskan jiwa. Dengan menulis setiap hari maka secara otomatis akan muncul motivasi untuk menulis. Setiap kejadian yang kita alami akan kita terjemahkan menjadi bentuk tulisan. Hal demikian juga akan terjadi terhadap perasaan. Seorang penulis tidak akan memendam perasaan saja, tetapi akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Menulis akan menjadi bentuk ekspresi dari segala kejadian dan perasaan yang dirasakan oleh seorang penulis.
Ketiga, menulis setiap hari merupakan healing remedy. Dengan membiasakan menulis setiap hari akan membuat pribadi sehat secara fisik dan jiwa. Menulis itu untuk kepentingan diri kita sendiri. Maka lakukanlah yang terbaik agar tulisan yang kita publish dapat memberi manfaat bagi diri sendiri dan para pembaca.
Kesimpulannya, kenapa kita harus menulis setiap hari? Jawabannya adalah seorang penulis buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Penulis buku sejati adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan naskahnya sendiri. Apakah menggunakan jasa orang lain untuk menerbitkan buku (Ghost Writer) sesuatu yang buruk. Tidak juga. Itu hanya cocok bagi orang yang hanya ingin menerbitkan buku. Sedangkan bagi kita yang ingin terampil menulis, tentu itu bukan menjadi pilihan.
Maka untuk menjadi penulis buku sejati kata kuncinya adalah konsisten menulis setiap hari. Berapa pun yang kita hasilkan setiap hari itu menjadi ukuran masing-masing individu. Bisa dalam bentuk beberapa kalimat, paragraf, atau satu artikel bahkan lebih. Idealnya, setiap hari dapat menghasilkan satu tulisan yang tersusun secara terstruktur sehingga pembaca dapat pemahaman secara utuh dalam satu tema tulisan. Itu pun kalau ada yang membaca hehe. Kembali pada kata kuncinya adalah teruslah menulis. Jika kita menghasilkan tulisan dan di publish di media online dan ternyata yang membaca tidak banyak, belum tentu tulisan itu tidak menarik. Bisa jadi tempat penayangannya yang kurang tepat. Jika menemukan pembaca yang tepat pasti akan banyak yang membacanya.
Lantas pertanyaan berikutnya adalah apa yang mendorong kita untuk menulis. Tujuan apa yang ingin kita capai dengan menulis. Apakah untuk mendapatkan uang, meningkatkan karier, berbagi pengetahuan, dan membangun branding. Atau mungkin ada faktor lain yang menggerakkan kita untuk menulis. Jika belum menemukan jawaban ini, maka rawan kita akan berhenti di tengah jalan. Temukan dulu apa yang mendorong muncul keinginan untuk menulis, maka dengan sendirinya akan dapat menulis secara produktif.
Untuk menulis pasti diawali dari ide. Dan ide ini akan muncul kapan saja. Baik melalui aktivitas membaca, berita terkini, adanya peristiwa, atau fenomena apa pun yang terjadi di sekitar kita. Semua dapat menjadi sumber ide. Kita telah dibekali panca indra yang dapat merekam dan merasakan segala kejadian di sekitar kita untuk kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Ide itu hanya butuh sentuhan-sentuhan yang dikelola dalam pikiran kemudian diwujudkan dalam bentuk tulisan. Dan kemampuan merekam itu setiap hari kita lakukan. Ini artinya, setiap hari kita memiliki potensi mendapatkan ide-ide baru.
Untuk menerbitkan tulisan kita menjadi buku tentu diperlukan tulisan yang layak untuk diterbitkan. Dalam menyusun naskah buku dapat dimulai dengan menentukan judul dulu sebagai frame agar tidak keluar dari tema. Bisa juga dimulai dari menulis naskah dulu baru kemudian menentukan judul yang cocok. Semua itu akan menyesuaikan pada saat proses penulisan. Â Namun yang jelas hasilkan karya dalam bentuk tulisan. Biarkan karya kita itu mengembara dan pada saatnya akan menemukan momentumnya dan diterbitkan menjadi buku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H