Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) menjadi isu sentral saat ini. Ragam usaha, melalui berbagai media, silih berganti dilakukan untuk memberikan awareness kepada publik. Fokus utamanya adalah setiap warga negara harus turut berpartisipasi mencegah wabah Covid-19 semakin meluas.
Institusi pendidikan menjadi salah satu pihak yang mengalami dampak secara serius. Perguruan tinggi dan sekolah meniadakan pembelajaran tatap muka. Murid harus belajar di rumah. Ujian nasional (unas) ditunda. Murid yang praktik di industri ditarik. Wabah Covid-19 memberikan dampak psikologis bagi guru, murid, dan orangtua.
Agar murid tetap mendapatkan haknya, guru dapat memberikan pembelajaran melalui daring. Mendikbud telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran Secara Daring dan Belajar di Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 sebagai panduan guru.
Di peradaban Industri 4.0, menciptakan pembelajaran jarak jauh tidaklah terlalu sulit. Proses pembelajaran demikian sudah saatnya menjadi habit. Apalagi menyikapi kondisi saat ini, banyak provider yang menyediakan layanan paket data gratis untuk mengakses platform belajar digital secara mandiri di rumah.
Peradaban Industri 4.0 berkembang sangat pesat dengan dukungan 6 (enam) pilar. Yaitu, Artificial Intelligence, Super Apps, Internet of Things, Big Data, Cloud Computing, dan Broadband Network. Kolaborasi 6 (enam) pilar tersebut dapat memberikan perubahan luar biasa. Hampir semua kegiatan manusia dapat terintegrasi secara virtual. Peradaban saat ini memungkinkan segala bentuk data dan informasi dikoneksikan untuk meningkatkan layanan, efisiensi, dan produktivitas. Konvergensi teknologi dan ilmu pengetahuan membantu tumbuhnya ekosistem pembelajaran baru di institusi pendidikan.
Berkembangnya teknologi menuntut guru untuk adaptif terhadap perubahan yang terjadi. Wabah Covid-19 dapat menjadi momentum dan membuka peluang bagi institusi pendidikan untuk dapat mengembangkan Pendidikan 4.0. Praktik Pendidikan 4.0 merupakan sistem pendidikan yang mampu mengintegrasikan antara manusia, barang, jasa, dan mesin untuk menghasilkan model pembelajaran yang baru dan bersifat personal (personalised learning).
Pendidikan 4.0 akan dapat menggerakan terbentuknya kerumunan (crowd) baru akibat munculnya connected society. Ekosistem pendidikan tidak lagi bersifat statis dan kaku hanya di ruang kelas. Interaksi guru dan murid dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Melalui platform digital, problem mismatch bagaimana murid harus belajar dan berlaku di rumah akan teratasi. Â Berbagai platform belajar digital mampu menjembatani desain belajar jarak jauh. Terbentuk pola interaksi baru antara guru, murid, dan orang tua.
Penerapan kurikulum secara adaptif menjadi kebutuhan vital di tengah berbagai kondisi. Yang jelas, pembelajaran melalui daring tidak berarti membombardir murid dengan berbagai tugas secara bersamaan. Memberatkan secara teknis dan substantif. Harus diingat bahwa, anak diminta belajar di rumah karena untuk menghambat penyebaran virus corona tanpa kehilangan hak belajar.
Peran guru dalam pembelajaran daring tidak hanya dengan memberi tugas dan materi belajar. Tetapi yang juga sangat penting adalah memberikan edukasi kepada orangtua dan murid. Mengingatkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak (social distancing).
Praktik Pendidikan 4.0 menjadikan murid sebagai subjek belajar. Murid dapat mencari dan mengembangkan pengetahuan secara mandiri. Guru sebagai fasilitator dapat menggugah daya kreatif murid sesuai dengan potensinya. Murid diajak untuk menemukan makna dari setiap peristiwa kontekstual dalam kehidupannya.
Menempatkan murid hanya sebagai objek belajar tidak lagi relevan. Karena itu, Paulo Freire menolak konsep banking concept of education. Konsep ini memandang bahwa pikiran murid sebagai celengan yang harus diisi oleh guru. Akibatnya, murid akan mengalami kelelahan dan kehPraktik Pendidikan 4.0 menjadikan murid sebagai subjek belajar.ilangan momentum untuk mengembangkan kreativitasnya.