Begitu malam merangkak semakin memuncak
hanya suara detik dan raungan kompressor yg memecah kesunyian.
Aku bukanlah syech Jampes Kediri atau syech Mahfudz Termas Pacitan yang termashur.
Bukan pula syech Nawawi al Bantani atau apalagi bila dibanding Sunan Giri
Bagai bumi dan langit, bahkan dibandibng penulis kaki limapun aku ndak bukanlah siapa siapa.
Kuingin dalam hati kecilku penaku bisa menari seperti penanya Ibn Arabi atau Alghozali.
Namun keilmuanku yg begitu kosong semata, rasanya malu bila unjuk diri, jangan jangan nanti ego
yang mewarnai coretan yg tak berwarna ini.
Begitu sliweran visi melintas hati menjadi dingin seperti ac nya kereta bandung surabaya.
Apakah pantas pena yg kosong menggores karya yg bermanfaat ? jangan jangan group negatif
bangsa syaitan dan lainnya akan menertawainya.
Setelah teromabng ambing antara ego dan ibadah, pena ini bisa juga mulai menari diatas android menuju yogya.
Siapa tahu tulisan ini bisa mengiris kalbu atau syukur-2 bisa menggaruk nggaruk atom yang terdalam, sehingga tersingkaplah mahabbah ilalloh maupun begitu mulyanya baginda Nabi.
Seneng juga bila ada yg komentar atau malah ujug2 menghujat, yg dengannyalah siapa tahu dosaku bisa terdiskon.
Kucintai baginda Nabi, namun baru bisa sholawat ratusan x perhari. belum sampai 5000, apalagi 24000 .
belum nyempatin berangan angan sampai 70000 x.Tuhan dan Malaikat telah bersholawat pada baginda nabi,
Apakah kita layak menyebut beriman bila kita jauh dari baginda nabi.
Tuhan telah mendedikasikan satu malaikat yg khusus mencatat sholawat seluruh makhluk dan
dengan itu baginda nabi menjawab sholawat kita..
Begitu lisan atau hati manusia melafalkan sholawat, Tuhan akan menciptakan malaikat baru yang
sayapnya melintasi seluruh galaxy yg menjulur dari 6000 galaxy dan milyaran bintang yg sedang
migrasi dari timur ke barat pada gravitasi nol.
Dengan mulutnya yg tiada berhenti memohon ampunan pada Tuhan untuk sang pembaca sampai kiamat.
Dapat dibayangkan berapa profit kita bila dunia malaikat telah membackup kita dengan doa doanya.
Dan Musa as pun iri kepada ummat baginda Muhammad saw, sampai beliau ingin tahu suara umat Muhammadad saw.
Dengan idzin Tuhan, diperdengarkanlah suara umat nabi...saat haji...yg penuh menajam mengerucut ke semesta raya....
Berjuta juta manusia bermunajat ria
labbaik allohumma labbaik..
labbaik la syarika laka labbaik..
Bahkan Musa Kalimulloh pun protez pada Tuhan mengapa salah satu ummatnya yg terkenal antagonis jadi penghuni surga ?
Dan jawaban Tuhan adalah orang tsb pernah membuka taurat dan terdapat nama Muhammad, dan diapun sekali membaca sholawat pada baginda nabi. Alloh swt rela mengangkat dan menempatkan orang tsb di tempat yg baik, gara2 pernah sekali bersholawat pada baginda Nabi.
Bila cinta nabi hanya teori bagaimana akan mengibarkan khalifahj di bumi, atau bagaimana kita merasa
suci jadi abdi ilahi namun kita tak mengenal makhluk yg dicintain NYa. Atau malah kita jadi agamis yg
antagonis sholawat dengan membawa bawa bidah di sana sini, sehingga menjadi picik pikiran maupun degradasi iman, padahal itu sudah sangat jelas termaktub di kitab suci terberkahi ilahi.
Dan untuk mengisi kevakuman jagat raya spiritualitas ayo mengajegkan :
Allohumma sholli alaa sayyidina muhammad
wa alaa ali muhammad wasallim...