Mohon tunggu...
Abdulloh YusufMusthofa
Abdulloh YusufMusthofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Terbaik Seorang Muslim Menghadapi Celaan/Komentar Negatif

13 Januari 2025   16:11 Diperbarui: 13 Januari 2025   16:11 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Celaan atau hate comment adalah bagian yang hampir tidak terpisahkan dari interaksi manusia, terutama di era digital. Meskipun bentuk dan isinya bervariasi, hate comment biasanya muncul dari dorongan emosional, kesalahpahaman, atau bahkan sekadar keinginan untuk menciptakan kontroversi.

Lalu bagaimana al-Qur'an memandu manusia dalam menghadapi celaan atau komentar negatif?

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (Q.S. al-Furqan ayat 63)

Yakni para hamba Allah SWT yang bersifat ar-Rahman- yang pada berjalan dibumi-Nya Allah dengan tenang dan rendah hati (tawadhu). Dan ketika mereka disapa/ dikatakan oleh orang bodoh (dibicarakan dengan kata-kata tidak baik/celaan) mereka hanya membalas dengan ucapan selamat/baik (tidak meladeni dengan pertikaian).

Menurut tafsir ath-Thabari mereka adalah orang-orang toleran yang tidak jahil. Jika mereka dijahili maka mereka toleran dan tidak berbuat bodoh.

Karena kita manusia sama-sama hanyalah ciptaan, tidak pantas kita merasa angkuh terhadap manusia lainnya, karena kita bukanlah apa-apa dihadapan Allah SWT.  Kehebatan yang kita miliki sebagai manusia, namun karena andil Allah SWT yang memudahkan urusan kita.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang muslim tidak mudah terhasut, memiliki ketenangan yang membawanya pada sikap toleran dan mampu membalasnya dengan perkataan yang baik.

Dan di masa sekarang, di era digital saat ini, dengan adanya media sosial dan teknologi komunikasi yang canggih, celaan atau kritik sosial menjadi lebih mudah dan cepat tersebar. Fenomena cyberbullying dan trolling adalah contoh bagaimana celaan sosial dapat menyebar luas dan berdampak besar.  Oleh karena itu, penting bagi masyarakat utamanya seorang muslim yang modern untuk mengembangkan kemampuan literasi digital dan empati sosial dalam menghadapi dan mengelola celaan di dunia maya.

Maka dari itu dari surat al-Furqan ayat 63 ini memberikan penjelasan bagaimana seorang muslim yang ibadurrahman menghadapi celaan dengan sabar dan rendah hati dianggap sebagai bentuk ketenangan dan kewibawaan. Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap sabar dan tidak mudah marah terhadap celaan, serta menganggapnya sebagai ujian untuk meningkatkan kualitas diri. Selalu rendah hati, tidak merasa dirinya besar, sehingga menunjukkan sikap toleran kepada sesama manusia.

Celaan atau hate comment selalu ada, tapi itu bukan definisi siapa kita. Itu hanya potongan suara dari dunia yang tak sepenuhnya memahami kita. Hamba yang bijaksana tahu, bahwa balasan terbaik untuk kebencian adalah akhlak yang indah, doa, dan senyuman yang tulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun