Ntah bagaimana jadinya para preman pangkalan BUS di pantura pada musim mudik.
siapa sih yang tak kenal dengan bis pantura, pasti terkenal dengan ugal-ugalanya. dan juga terkenal dengan pedagang asongan sekaligus dengan Karoke.
pada bulan Mei tahun 2015 lalu, saya pulang dengan bus Umum trayek Cirebon-Jakarta. tarifnya cukup murah sekali hanya 20 rebu udah nyampe di tujuan. dan begitu cepat. kalau di bandingankan dengan naik motor. tapi, jalanya orang yang sakit kayanya langsung mati, hadeuh..
sambil menikmati perjalan di sepanjang jalur pantura saya bertemu dengan seorang perempuan setengah baya. beliau berprofesi sebagai tukang kredit barang di daerah cirebon. dan hampir setiap hari belum menggunakan jasa angkutan umum ini. belai banyak menceritakan bagaimana keadaan di jalan pantura ini, bahkan beliau hapal para pencari rezki di jalan. mulai dari pengamen, tukang asongan sampai para transfer money -Copet.
perbincangan yang cukup lama kurang lebih 2 jam setengah. saya mendapatkan informasi yang menarik setiap jalan bus antar kota antar provinsi ini, beliau menuturkan keempatian para awak bus ini. seharian dibekerja di jalan hasilna nol. belum lagi harus tombok kalau hasil sewa kurang." tutup lobang gali lobang " beliau menuturkanya
selain harus berkewajiban setoran kepada yang punya mobil, awak mobilpun harus mengeluarkan uang untuk para preman di pangkalan sewa. setiap pangkalan setidaknya memberikan uang 5 ribu -10 ribu harus dikeluarkan meskipun tidak ada calon penumpang belum lagi para calo. setidaknya setaiap penumpang yang hendak sewa satu orang catahnya 1000 rupaih.
lalu bagaimana musim mudik?
saya membayangkan begitu banyaknya para awak bus anfkutan umum ini mengeluarkan uang unutk jatah preman setiap pangkalan. dan banyaknya para copet yang beraksi.
lalu bagaimana peran DISHUB?
Ntah lah.
Â