Mohon tunggu...
Abdulloh
Abdulloh Mohon Tunggu... PeTani -

Voolentir NGO di wilayah Jambi. putra ke enam dari tujuh bersaudara dari pasangan Hasan dan Tarsumi. kini menetap di Cirebon. beraktivitas di Jambi. peneliti dan Fasilitator petani Lahan Gambut. menguasai di bidang teknologi tepat guna. Driver Hadal diberbagai medan. bercita-cita menjadi Antropolog. saat ini masih kebinggungan dalam menyelesaikan tugas Akhit program Sarjana.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

BUS Pantura

10 Juli 2015   01:27 Diperbarui: 10 Juli 2015   01:27 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ntah bagaimana jadinya para preman pangkalan BUS di pantura pada musim mudik.

siapa sih yang tak kenal dengan bis pantura, pasti terkenal dengan ugal-ugalanya. dan juga terkenal dengan pedagang asongan sekaligus dengan Karoke.

pada bulan Mei tahun 2015 lalu, saya pulang dengan bus Umum trayek Cirebon-Jakarta. tarifnya cukup murah sekali hanya 20 rebu udah nyampe di tujuan. dan begitu cepat. kalau di bandingankan dengan naik motor. tapi, jalanya orang yang sakit kayanya langsung mati, hadeuh..

sambil menikmati perjalan di sepanjang jalur pantura saya bertemu dengan seorang perempuan setengah baya. beliau berprofesi sebagai tukang kredit barang di daerah cirebon. dan hampir setiap hari belum menggunakan jasa angkutan umum ini. belai banyak menceritakan bagaimana keadaan di jalan pantura ini, bahkan beliau hapal para pencari rezki di jalan. mulai dari pengamen, tukang asongan sampai para transfer money -Copet.

perbincangan yang cukup lama kurang lebih 2 jam setengah. saya mendapatkan informasi yang menarik setiap jalan bus antar kota antar provinsi ini, beliau menuturkan keempatian para awak bus ini. seharian dibekerja di jalan hasilna nol. belum lagi harus tombok kalau hasil sewa kurang." tutup lobang gali lobang " beliau menuturkanya

selain harus berkewajiban setoran kepada yang punya mobil, awak mobilpun harus mengeluarkan uang untuk para preman di pangkalan sewa. setiap pangkalan setidaknya memberikan uang 5 ribu -10 ribu harus dikeluarkan meskipun tidak ada calon penumpang belum lagi para calo. setidaknya setaiap penumpang yang hendak sewa satu orang catahnya 1000 rupaih.

lalu bagaimana musim mudik?

saya membayangkan begitu banyaknya para awak bus anfkutan umum ini mengeluarkan uang unutk jatah preman setiap pangkalan. dan banyaknya para copet yang beraksi.

lalu bagaimana peran DISHUB?

Ntah lah.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun