Mohon tunggu...
Abdulloh
Abdulloh Mohon Tunggu... PeTani -

Voolentir NGO di wilayah Jambi. putra ke enam dari tujuh bersaudara dari pasangan Hasan dan Tarsumi. kini menetap di Cirebon. beraktivitas di Jambi. peneliti dan Fasilitator petani Lahan Gambut. menguasai di bidang teknologi tepat guna. Driver Hadal diberbagai medan. bercita-cita menjadi Antropolog. saat ini masih kebinggungan dalam menyelesaikan tugas Akhit program Sarjana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salah Pemerintah/Salah Rakyat Menghuni?

18 November 2013   23:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:59 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan lalu tepat bulan Oktober saya bersama 4 rekan mengunjungi desa di ujung barat jambi.. letaknya di desa Ranah Kemumu kec. Jangkat Kabupaten Merangin. Jambi. salah asatu desa yang tergabung dalam maraga serampas. desa ini adalah desa yang paling  jauh dari desa-desa lainnya.  untuk menempuh jalan menuju ke desa tersebut harus menggunakan motor/ mobil off road dan itu juga ban belakangnya harus di lengkapi dengan rantai. jalan  yang licin, terjal dan bebatuan yang sangat tajam, tebing-tebing yang menjadi trotaroal jalan sungguh menegangkan si pengendara.  perjalan sepajang 25 KM dari desa sebelum masuk ke desa tersebut, Yakni Tanjung kasri. bisa di tempu dengan waktu 5-6 jam itupun jika musim kemarau, jika musim penghujan bisa memakan waktu 1-2 hari.

desa yang dihuni  kurang lebih hanya 100 KK ini berpenghasilan kopi dan Kayu manis. dengan ketinggi 800 mdl membuat tanaman tersebut subur di tengah-tengah kehidupan mereka. padi lokal dengan berbagai macam varietas masih sangat terjaga, padi tersebut tumbuh 6 bulan-sampai tujuh bulan dan padi merek tidak menggunakan bahan kimia sedikit pun. dan mereka menyebutnya sebagai padi payo.

kondisi desa yang alami dikeilingi bukit barisan dan membentang pemandangan dan fanorama yang sudah sangat sulit di desa-desa lain akibat program pemerintah dengan dalih pemerataan dan kesejahteraan rakyatnya. pemerintah sendiri masih lupa ingatan terhadap kondisi desa yang di alami penduduk desa Ranah Kemumu. mereka tidak sama sekali menikmati infrastuktur jalan yang layak.  listirk hanya mengandalkan Mikro Hidro yang di bangun oleh swadaya masyarakat dan itupun dinyalakan hanya malam hari saja , tower mini hanya pajangan belaka di depan rumah  kepala desa. kesehatan dan pendididkan sangat lah mahal bagi mereka karena akses sangat jauh sekali. mereka membeli pon-sel bukan sebagai alat komunikasi. melainkan hanya alat  hiburan (mendengarkan musik di kala mereka keladang  atau santai-santai).

orang luar yang masuk ke desa tersebut biasanya langsung di kerumuni warga. meraka hanya untuk mengetahui informasi-informasi yang yang berkembang baik itu politik, sosial, dan ekonomi. umumnya mereka menanyakan perihal harga kopi dan kayu manis yang yang sedang berlaku. karena mereka sering sekali di tipu oleh para toke di wilayahnya tentang harga kopi dan kayu manis yang sangat merugikan petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun