Mohon tunggu...
Abdullathif
Abdullathif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Menuntas karma menerima dharma

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan Narasi Kepenulisan antara Media Massa al-Hurra dan Elaph Dalam Menuliskan Berita tentang Keruntuhan Rezim al-Assad di Suriah

14 Desember 2024   14:57 Diperbarui: 14 Desember 2024   14:57 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perbedaan Narasi Kepenulisan antara Media Massa al-Hurrah (الحرة ) dan Elaph (إيلاف) dalam Menuliskan Berita tentang Keruntuhan Rezim al-Assad di Suriah

Runtuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah politik Timur Tengah terutama negara mereka sendiri yaitu Suriah yang menarik perhatian global. Perang saudara yang telah mengguncang Suriah sejak 2011, dengan segala kompleksitasnya, tidak hanya mengubah struktur sosial dan politik negara tersebut, tetapi juga menempatkan dunia Arab dan internasional dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Salah satu momen paling dramatis dalam konflik ini adalah keruntuhan rezim Bashar al-Assad, yang sebelumnya dianggap sebagai simbol kekuasaan yang kokoh dan tak tergoyahkan di kawasan Timur Tengah. Kejatuhan rezim tersebut, serta pelarian al-Assad setelahnya, menjadi salah satu episode penting yang menciptakan gejolak politik tidak hanya di Suriah, tetapi juga di negara-negara yang terlibat dalam konflik ini. Berita mengenai kronologi runtuhnya rezim al-Assad, yang mencakup aspek-aspek dramatis dan geopolitik, dipenuhi dengan berbagai interpretasi dan narasi yang sangat bergantung pada media massa yang menyampaikan informasi tersebut. Media massa, sebagai saluran utama dalam mendistribusikan informasi kepada publik, memiliki peran penting dalam membentuk opini dan persepsi masyarakat global terhadap peristiwa-peristiwa besar seperti keruntuhan rezim al-Assad. Pada kesempatan ini penulis mencoba mengkomparasikan antara dua media Arab yang memberitakan tentang keruntuhan rezim al-Asad, yaitu al-Hurrah dan Elaph

al-Hurrah, media yang didirikan oleh pemerintah Amerika Serikat pada 2004, beroperasi dengan mandat untuk menyebarkan informasi yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan. Hal ini tercermin dalam cara al-Hurrah melaporkan konflik Suriah, di mana mereka lebih menyoroti sisi kemanusiaan dari peristiwa tersebut. Dalam pemberitaannya, al-Hurrah sering menekankan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh rezim Assad, termasuk penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil, serta penderitaan rakyat Suriah yang terjebak dalam perang.

Elaph, sebuah portal berita independen yang berbasis di Arab Saudi, menyajikan narasi yang lebih berlapis dan dipengaruhi oleh konteks politik di kawasan Timur Tengah. Meskipun Elaph juga mengkritik keras kekejaman rezim Assad, pemberitaan mereka sering kali mengandung perspektif yang lebih hati-hati dan mengedepankan dinamika politik internasional yang kompleks. Elaph tidak hanya menyoroti kekejaman rezim, tetapi juga menggambarkan keterlibatan pihak-pihak luar, seperti Rusia dan Iran, yang memberikan dukungan militer kepada Assad. Dalam liputan mereka, Elaph sering menyoroti bagaimana intervensi internasional dan dinamika geopolitik regional berperan dalam memperpanjang konflik ini. Narasi Elaph terkait pemberitaan revolusi Suriah, cenderung melihat secara luas dan jangka Panjang dari kejadian yang terjadi dengan tetap menuliskan tendensi keberpihakan terhadap rakyat Suriah dan mengutuk kekejaman rezim al-Assad.

Perbedaan ini menunjukkan bagaimana perspektif dan kepentingan media, baik yang berafiliasi pada kekuatan internasional maupun yang lebih dipengaruhi oleh dinamika politik regional, dapat memengaruhi cara pemberitaan dibangun. Narasi-narasi pemberitaan dari media-media ini pun bersifat sangat dinamis tergantung dengan keberpihakan, afiliasi politik ataupun tujuan politis dari mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai konsumen berita untuk lebih kritis dalam mengkonsumsi informasi, memahami bahwa pemberitaan media dapat berperan dalam membentuk narasi dan opini yang lebih luas, terutama terkait dengan krisis kemanusiaan yang dialami oleh rakyat Suriah. Pada akhirnya, apapun sudut pandang yang diambil, perhatian utama harus tetap diberikan pada suara rakyat Suriah, mereka yang selama ini menanggung beban terbesar dari konflik ini dan yang berhak atas dukungan serta solidaritas internasional dalam perjuangan mereka untuk kebebasan, keadilan, dan masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun