Benar saja, menyantap mi disaat udara dingin sambil melihat pemandangan alam adalah kenikmatan yang luar biasa. Cara masaknya yang simpel juga menambah minat orang untuk lebih memilih mi dari pada beras sebagai bekal dalam pendakian gunung.
Selama saya mendaki, tentu dengan beberapa rombongan yang berbeda, selalu tidak luput dengan yang namanya mi sebagai bekal logistik makanan. Terutama mi rebus dengan kuah panas yang nikmat ketika mengalir di tenggorokan dan mendarat di perut.
Berdasarkan pengamatan saya, rombongam pendaki yang lain juga lebih suka memasak mi dari pada beras. Jadi kalau mindset di alam bebas itu bisa dikatakan "higenis nomor sekian, yang penting kenyang".
Jadi dalam artikel ini dapat disimpulkan bahwa mi ada diurutan ke tiga setelah logistik makanan untuk mencegah dehidrasi dan memulihkan energy. Namun untuk orang-orang yang sangat peduli kesehatan dan anti terhadap mi instan, mungkin diurutan ke tiga diisi oleh beras.
Tapi tetap saja, sebagian besar pendaki lebih memilih mi dari pada beras untuk urusan logistik makanan. Hidup mi instan!!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI