Ketiga istilah: logika, etika, dan estetika, yang tercantum pada judul sering dijumpai dalam buku-buku filsafat. Biasanya, buku-buku filsafat identik dengan jumlah halaman yang tebal, dan agak sulit untuk dipahami oleh orang awam, orang yang belum atau tidak mempelajari filsafat.
Namun pada kesempatan kali ini, saya akan menguraikan ketiga istilah tersebut dengan sangat ringkas dan sederhana. Dipilihnya ketiga istilah tersebut dalam artikel ini bukan tanpa sebab, melainkan karena berhubungan erat dengan tingkah laku kehidupan manusia sehari-hari.
Berikut penjelasan singkat mengenai ketiga istilah yang tercantum dalam judul:
- Logika: berkaitan dengan benar-salah
- Etika: berkaitan dengan baik-buruk
- Estetika: berkaitan dengan indah-tidak indah atau harmoni
Lantas apa hubungannya dengan tingkah laku kehidupan manusia sehari-hari? Tanpa kita sadari segala sesuatu yang kita lakukan berkaitan dengan ketiga unsur diatas: logika, etika, dan estetika.
Bahkan ketiganya memiliki peran yang saling mendukung, dan jika ada salah satu unsur yang tidak serasi, maka akan meruntuhkan unsur yang lainnya. Sekarang kita ambil contoh dalam tingkah laku kehidupan manusia sehari-hari.
Rudi, lelaki tampan pacarnya Siska. Keduanya hendak melanjutkan hubungan asmaranya ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan. Namun ternyata orang tua dari dari Siska tidak merestui hubungan keduanya, dan meminta Rudi untuk menjauhi Siska.
Kemudian Rudi datang kepada anda untuk curhat masalah percintaannya, dan ia meminta pendapat, saran, dan nasehat kepada anda. Nah, disini peran dari logika, etika, dan estetika bermain.
Secara logika (berhubungan dengan benar-salah) anda harus peduli dengan Rudi yang curhat kepada anda. Secara Etika (berkaitan dengan baik-buruk) anda harus menyamapaikan pendapat, saran, dan nasehat kepada Rudi. Dan secara estetika (berhubungan dengan indah-tidak indah) anda harus menyampaikan pendapat, saran, dan nasehat dengan cara yang baik, intonasi yang pas, dan tidak membentak-bentak atau memarahinya.
Sekarang kita uji, apakah ketiga unsur tersebut saling mendukung, dan apakah jika salah satu unsur yang tidak serasi maka akan meruntuhkan unsur yang lain? Kita coba jika pendapat, saran dan nasehat yang anda sampaikan kepada Rudi dengan cara bentak-bentak, bernada tinggi, dan terkesan memarahinya.
Karena dalam memberikan pendapat, saran, dan nasehat disampaikan secara tidak indah, maka akan merusak nilai estetikanya. dan logika serta etika yang anda lakukan untuk merespon curhatan Rudi jadi ikut rusak. Bisa jadi Rudi tidak menggugu apa yang kita sampaikan, atau bahkan Rudi malah merasa ngambek karena telah dimarahi.
Contoh yang lain adalah: jika kita menipu orang dengan ucapan yang lembut, dan meyakinkan. Dalam hal ini nilai estetikanya ada: kelembutan dalam perkataan dan meyakinkan, tapi secara logika dan etika, perbuatan menipu itu salah, perbuatan yang tidak baik, maka nilai estetika yang telah dibangun tadi akan runtuh oleh logika dan etika yang buruk.