Mohon tunggu...
Abdullah Zain
Abdullah Zain Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa Universitas Diponegoro

In Harmonia Progressio

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Warisan Bapak

16 Maret 2021   23:26 Diperbarui: 16 Maret 2021   23:36 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: id.depositphotos.com/

Warisan Bapak

Bukan luasan tanah, apalagi hamparan sawah.
Bukan pula perhiasan, apalagi harta berlimpah.
Hanya besi tua yang kaya akan kenangan.
Besi tua yang penuh perjuangan.

Besi tua itu adalah sang penjelajah.
Disetiap roda berputar, disitu ada cerita.
Besi tua yang harusnya sudah pensiun.
Tapi apalah daya, semangatnya masih membara.

Rasa bangga selalu melekat saat aku menungganginya.
Betapa gagahnya, biarpun tua tak mau kalah dengan yang muda.
Suaranya gahar, menggelegar.
Membuat nyali para besi muda ciut.

Setianya selalu menemani kemanapun aku pergi.
Membelah sawah dengan bentangan padi di kanan kiri.
Menanjak gunung dengan hamparan pohon cemara.
Menyapa pesisir dengan paparan pohon kelapa.

Sungguh besi tua yang mengasyikkan
Besi tua warisan bapak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun