Mohon tunggu...
abdullah umar
abdullah umar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sekedar manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengerukan Solusi Sedimentasi (?)

22 April 2024   10:13 Diperbarui: 22 April 2024   10:15 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pantai merupakan suatu ekosistem yang dinamis dan vital bagi kehidupan manusia serta berbagai bentuk kehidupan lainnya. Namun, seringkali pantai mengalami fenomena sedimentasi yang dapat mengancam ekosistemnya dan berdampak pada perekonomian serta aktivitas manusia di sekitarnya. Untuk mengatasi masalah ini, seringkali pengerukan pantai menjadi solusi yang diambil. Namun, proses ini tidaklah tanpa konsekuensi. Pascal Peduzzi, seorang pakar lingkungan, adalah anggota dari Badan Lingkungan PBB, yang lebih dikenal sebagai United Nations Environment Programme (UNEP). Menurut Peduzzi, penambangan pasir di lautan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, termasuk rusaknya keanekaragaman hayati dan habitat, polusi air, perubahan kualitas air, serta meningkatnya kerentanan garis pantai terhadap kenaikan permukaan laut. Pernyataan ini menegaskan pentingnya kesadaran akan konsekuensi lingkungan dari tindakan manusia di ekosistem pantai dan lautan.

Pengerukan pasir laut, meskipun seringkali diperlukan dalam konteks pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, memiliki potensi untuk merusak ekosistem pesisir jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Hal ini disampaikan oleh Marcellus Hakeng Jayawibawa, seorang pengamat Maritim dari IKAL Strategic Centre (IKAL SC). Meskipun diakui bahwa pengerukan sedimen laut merupakan bagian yang lumrah dari aktivitas pengelolaan sumber daya alam, perlu dipertimbangkan secara cermat dampaknya terhadap ekosistem laut dan lingkungan sekitar.

Menurut Hakeng, pengerukan sedimentasi di pelabuhan dan muara-muara sungai, yang menghasilkan pasir laut, merupakan bagian penting dari aktivitas pengelolaan sumber daya alam. Namun, pernyataan ini juga menyoroti kebutuhan untuk memperhatikan konsekuensi dari tindakan tersebut. Dampak negatif terhadap ekosistem laut dan lingkungan sekitar harus diperhitungkan dengan serius. Untuk mengatasi masalah sedimentasi, pengerukan pantai seringkali dianggap sebagai solusi yang efektif. Proses ini melibatkan pengangkatan sedimen dari dasar laut atau tepi pantai menggunakan alat berat seperti kapal penggeruk atau alat penambat pasir. Pengerukan pantai bertujuan untuk memperluas area pantai, memperbaiki navigasi kapal, atau melindungi infrastruktur pesisir dari erosi. Namun, meskipun tujuan pengerukan pantai tampaknya positif, proses ini memiliki dampak yang signifikan, terutama terhadap ekosistem pantai dan perekonomian lokal.

Pengerukan pasir laut dapat menyebabkan gangguan serius terhadap ekosistem pesisir yang rentan. Terumbu karang, yang menjadi salah satu habitat utama bagi keanekaragaman hayati laut, sering menjadi korban utama dari aktivitas ini. Hilangnya terumbu karang akan mengakibatkan berkurangnya habitat bagi berbagai spesies ikan dan organisme laut lainnya, yang bergantung padanya untuk tempat bertelur, mencari makan, dan perlindungan. Perubahan dalam struktur ekosistem ini dapat memiliki dampak jangka panjang yang merugikan bagi keanekaragaman hayati laut dan keseimbangan ekosistem pesisir secara keseluruhan.

Pengerukan pasir laut juga dapat mengganggu proses alami seperti sedimentasi dan pembentukan pantai. Ketika pasir laut diambil dari dasar laut, proses sedimentasi alami terganggu, yang pada gilirannya dapat menyebabkan perubahan dalam pergerakan sedimen di sepanjang garis pantai. Akibatnya, garis pantai dapat mengalami pergeseran yang tidak terkendali, meningkatkan risiko erosi pantai dan banjir rob, terutama di daerah yang rawan.

Aktivitas pengerukan pasir laut seringkali menyebabkan kontaminasi lingkungan dan pencemaran air laut. Selama proses pengerukan, bahan kimia beracun dan logam berat dapat terlepas ke dalam air, mengakibatkan pencemaran lingkungan laut. Pencemaran ini dapat meracuni organisme laut dan memengaruhi kesehatan ekosistem laut secara keseluruhan. Selain itu, debu dan partikel halus yang dihasilkan selama proses pengerukan juga dapat mengganggu kualitas udara di sekitar area kerja dan berpotensi membahayakan kesehatan manusia serta hewan-hewan yang hidup di sekitarnya.

Dampak negatif pengerukan pasir laut tidak hanya terbatas pada lingkungan, tetapi juga dapat berdampak langsung pada aktivitas manusia yang bergantung pada ekosistem pesisir. Nelayan, misalnya, mungkin mengalami penurunan hasil tangkapan karena hilangnya habitat ikan yang diakibatkan oleh pengerukan. Selain itu, sektor pariwisata juga dapat terganggu karena perubahan dalam ekosistem laut yang dapat mengurangi daya tarik wisata pantai. Gangguan terhadap aktivitas manusia ini dapat memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai.

            Meskipun memiliki dampak negatif, pengerukan pasir laut juga memilik dampak positif dimana  tidak hanya memberikan manfaat infrastruktur pesisir yang penting bagi aktivitas ekonomi dan transportasi, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah maupun nasional. Pasir laut yang dihasilkan menjadi sumber daya alam berharga untuk proyek konstruksi, mengurangi ketergantungan pada pasir sungai yang rentan terhadap penambangan berlebihan. Selain menciptakan lapangan kerja baru dan peluang usaha, pasir laut juga menyediakan bahan baku berkualitas untuk industri konstruksi, meningkatkan kualitas dan ketahanan infrastruktur.

            Selain manfaat ekonomi langsung, pengerukan pasir laut menciptakan peluang untuk pengembangan sumber daya manusia. Dengan membuka lapangan kerja baru di sektor konstruksi, kegiatan ini membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal. Pengembangan infrastruktur pesisir juga memicu pertumbuhan sektor-sektor terkait seperti pariwisata dan perdagangan, menciptakan peluang baru untuk pengembangan karier dan investasi dalam pendidikan dan pelatihan.

            Untuk mengatasi dampak negatif pengerukan pasir laut, langkah-langkah perlindungan lingkungan yang komprehensif diperlukan. Pertama, perlu dilakukan pengawasan ketat dan penerapan regulasi yang ketat terhadap aktivitas pengerukan pasir laut. Hal ini melibatkan penyusunan kebijakan yang jelas dan tegas oleh pemerintah, serta pengawasan yang efektif untuk memastikan bahwa semua kegiatan pengerukan mematuhi standar lingkungan yang ditetapkan. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi dampak lingkungan yang komprehensif sebelum memulai proyek pengerukan, termasuk studi dampak lingkungan yang mendalam dan konsultasi dengan para ahli dan pemangku kepentingan terkait.

Kedua, perlu diterapkan langkah-langkah mitigasi yang efektif untuk mengurangi dampak negatif pengerukan pasir laut. Ini dapat mencakup penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dalam proses pengerukan, seperti penggunaan alat-alat yang lebih canggih untuk mengurangi pelepasan debu dan partikel halus ke udara, serta penggunaan metode pengerukan yang lebih presisi untuk meminimalkan gangguan terhadap ekosistem bawah laut. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan perlindungan terumbu karang dan habitat laut lainnya dengan menetapkan zona-zona larangan pengerukan di area-area yang sensitif secara ekologis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun