Mohon tunggu...
Abdullah Shofa
Abdullah Shofa Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

membaca

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Melihat Perkembangan Kognitif dan Sosioemosional bagi anak-anak

11 Desember 2024   19:23 Diperbarui: 11 Desember 2024   19:23 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perkembangan kognitif dan sosioemosional merupakan dua aspek penting dalam tumbuh kembang anak. Keduanya saling berkaitan dan membentuk fondasi yang menentukan kemampuan anak dalam memahami dunia serta berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Secara kognitif, anak-anak melewati tahapan perkembangan yang diuraikan oleh Jean Piaget dalam teorinya. Pada tahap awal, yakni sensorimotor (0-2 tahun), anak mulai memahami lingkungan melalui indra dan gerakan. Selanjutnya, pada tahap praoperasional (2-7 tahun), kemampuan berpikir simbolis dan imajinasi berkembang pesat, meskipun mereka masih kesulitan memahami perspektif orang lain. Memasuki tahap operasional konkret (7-11 tahun), anak mulai mampu berpikir logis tentang hal-hal yang nyata. Akhirnya, pada tahap operasional formal (12 tahun ke atas), kemampuan berpikir abstrak dan memecahkan masalah menjadi lebih matang.

Di sisi lain, perkembangan sosioemosional mencakup kemampuan anak mengelola emosi, membangun hubungan dengan orang lain, dan memahami norma sosial. Menurut Erik Erikson, anak-anak menghadapi serangkaian krisis perkembangan, seperti belajar percaya pada orang lain di masa bayi atau mengembangkan rasa otonomi pada usia dini. Keberhasilan dalam setiap tahap ini membantu anak membentuk rasa percaya diri dan keterampilan sosial yang sehat.

Keseimbangan antara perkembangan kognitif dan sosioemosional sangat penting. Anak yang mampu berpikir logis, tetapi tidak memiliki empati, mungkin kesulitan menjalin hubungan yang bermakna. Sebaliknya, anak dengan empati tinggi tetapi kemampuan berpikir yang kurang berkembang bisa menghadapi tantangan akademik.

Orang tua, guru, dan pengasuh memegang peran vital dalam mendukung kedua aspek ini. Memberikan stimulasi yang sesuai, seperti bermain kreatif, membaca bersama, dan memberikan kesempatan berinteraksi dengan teman sebaya, dapat membantu anak tumbuh secara optimal. Selain itu, lingkungan yang mendukung, penuh kasih sayang, dan stabil akan memberikan rasa aman yang esensial bagi perkembangan anak secara menyeluruh.

Memahami perkembangan kognitif dan sosioemosional anak bukan hanya tanggung jawab para ahli, tetapi juga seluruh masyarakat. Dengan perhatian yang tepat, kita dapat membantu anak-anak menjadi individu yang cerdas, berempati, dan siap menghadapi masa depan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun