Mohon tunggu...
ABDULLAH SALAM
ABDULLAH SALAM Mohon Tunggu... Guru - ASN PPPK/SMPN 1 MLONGGO

Saya adalah seorang pendidik di lingkungan pemerintahan Kabupaten Jepara yang bertugas di SMPN 1 Mlonggo sebagai Guru Bimbingan Konseling. Saya sangat konsen terhadap masalah sosial dan perkembangan intelektual sosial peserta didik. Hobi saya adalah traveling, membut konten, menulis, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Budaya Positif Di Sekolah

16 Juni 2024   15:15 Diperbarui: 16 Juni 2024   15:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
abdulah78salam@gmail.com

Seorang guru diibaratkan sebagai  seorang petani yang memiliki peranan penting untuk menjadikan tanamannya tumbuh subur. Anda akan memastikan bahwa ‘tanah’ tempat tumbuhnya tanaman adalah tanah yang cocok untuk ditanami (KHD). 

Sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat  bercocok tanam sehingga seorang guru perlu  mengusahakan agar sekolah menjadi sebuah lingkungan yang menyenangkan, aman, nyaman untuk bertumbuh, serta dapat menjaga dan  melindungi setiap murid dari hal-hal yang  kurang bermanfaat, atau bahkan mengganggu perkembangan potensi murid.

- Menciptakan suatu  lingkungan positif,

- Mewujudkan kebiasaan-kebiasaan baik

- Dari kebiasaan-kebiasaan baik akan membentuk budaya positif

“..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit,  ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin  memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah  kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana Anda melihat dunia,  bagaimana Anda berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma  Anda, skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek  tertentu tentang realitas”.

Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991)

Ketika mendengar kata DISIPLIN apa yang terlintas dalam pikiran kita? Kebanyakan orang akan menghubungkan kata  disiplin dengan tata tertib, teratur, dan  kepatuhan pada peraturan. Juga sering dihubungkan dengan hukuman.

Belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif terakhir  dan bila perlu tidak digunakan sama sekali.

Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan  anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga  mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada  nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki  motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik. 

“dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ‘self discipline’ yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun