Mohon tunggu...
Abdullah Lamen
Abdullah Lamen Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Honor Pada MIS Tarbiyah Kukuwerang

Saya adalah seorang guru honorer yang berdedikasi di MIS Tarbiyah Kukuwerang, sebuah madrasah ibtidaiyah di wilayah Solor Timur Desa Watohari/ Kukuwerang. Dengan semangat mengajar yang tinggi, iasaya berkomitmen untuk memberikan pendidikan terbaik bagi siswa-siswi meskipun dengan keterbatasan sebagai tenaga honorer. Selain fokus pada pengajaran, saya juga memiliki hobi bermain bola voli. Hobi ini menjadi salah satu cara bagi saya untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. saya sering menghabiskan waktu luang saya dengan bermain voli bersama rekan-rekan, baik di lingkungan sekolah maupun di komunitas sekitar. Kecintaan saya terhadap olahraga ini juga terkadang saya salurkan kepada para siswa, memberikan inspirasi tentang pentingnya menjaga kesehatan fisik dan kerja sama dalam tim.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Dalam Ruang Imajinasi

6 September 2024   20:14 Diperbarui: 6 September 2024   21:07 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


    Oleh ; Along Lamen

Di dalam ruang kelas yang sunyi, pikiran mereka berkelana jauh dari deretan angka dan huruf di papan tulis. Setiap anak duduk, matanya menatap kosong ke depan, tetapi di balik pandangan itu, dunia yang berbeda sedang terbentuk. Dunia yang hanya bisa mereka akses dengan mata tertutup dan hati yang terbuka.

Seorang anak membayangkan dirinya terbang di atas awan, melihat bumi yang terhampar seperti kanvas penuh warna. Di bawahnya, hutan-hutan hijau yang berbisik, lautan yang berdesir, dan pegunungan yang berdiri kokoh, menyambut langkah kakinya yang tidak lagi menyentuh tanah. Ia merasa bebas, seakan tak ada batas antara dirinya dan langit.

Di sudut lain kelas, seorang murid tenggelam dalam bayangan dirinya sebagai seorang petualang, melintasi padang pasir dengan peta kuno di tangan. Di kejauhan, sebuah piramida raksasa berdiri menjulang, menyimpan rahasia ribuan tahun yang belum pernah terungkap. Keringat mengalir di dahinya, tapi langkahnya mantap. Ada harta karun yang menantinya, bukan berupa emas, tetapi pengetahuan dan keberanian.

Sementara itu, di bangku paling belakang, seorang anak perempuan membayangkan dirinya sebagai seorang ilmuwan di laboratorium bawah tanah, dikelilingi oleh tabung reaksi dan layar komputer. Ia sedang di ambang penemuan besar—obat untuk menyembuhkan semua penyakit. Di dalam pikirannya, dunia ini menjadi tempat yang lebih baik karena kejeniusan dan kerja kerasnya. Senyumnya tipis, tetapi penuh harapan.

Dan di antara mereka, ada seorang murid yang memimpikan dunia di mana semua orang hidup damai. Tidak ada perbedaan warna kulit, bahasa, atau keyakinan. Semua berjalan berdampingan dalam harmoni, merayakan keberagaman yang mereka miliki. Di matanya, dunia ini penuh dengan cahaya dan tawa, tempat di mana setiap hati merasa diterima dan dicintai.

Di ruang kelas itu, meskipun sunyi dan hening, ribuan kisah sedang terjalin. Imajinasi mereka adalah jalan menuju tempat-tempat yang tak pernah terjangkau oleh langkah kaki. Hanya dengan menutup mata, mereka mampu terbang lebih tinggi dari yang pernah mereka bayangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun