Perempuan Bukan Hanya Sebuah Objek
Saat ini banyak kasus pelecehan seksual terhadap kaum perempuan. Perempuan seringkali ditindas, diremehkan dan dipandang remeh jika dibandingkan dengan kaum laki-laki. Dan sering terjadi dimasyarakat yang memandang perempuan itu sangat rendah dan jauh dibawah laki-laki. Tentunya bukan tanpa sebab, beberapa opini masyarakat tersebut tercipta karena memang ulah perempuan itu sendiri. Seperti contoh satu kasus yang membuat perempuan dicap jelek dan direndahkan oleh masyarakat adalah banyaknya kasus prostitusi, saling pamer aurat dan sebagainya. Inilah salah satu hal yang menyebabkan perempuan dipandang rendah dan seakan-akan kehidupannya hanya untuk memuaskan syahwat laki-laki.
Lalu bagaimana Al-Qur'an menjawab hal ini?. Al-Quran telah menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan itu sama derajatnya. Tidak ada perbedaan derajat dan kedudukan diantaranya. Namun ada satu pemahaman yang rancu dalam satu ayat Al-Qur'an tentang perempuan. Banyak kasus yang salah dalam memahami satu ayat Al Qur'an Surah Ali Imran Ayat14 yang menjelaskan tentang kedudukan perempuan atau penjelasan mengenai beberapa keindahan manusia  menurut Al-Qur'an. Sekilas ayat tersebut menunjukan bahwa perempuan itu dijadikan oleh Allah sebagai objek keindahan saja yang bisa memunculkan syahwat bagi kaum laki. Ditambah dengan beberapa penafsiran klasik yang menyebutkan bahwa memang perempuan adalah objek keindahan. Seperti dalam penafsiran At-Thabari.
Secara bahasa, ayat itu menempatkan laki-laki sebagai subjek dan perempuan sebagai
objeknya. Ini berarti telah dikabarkan kepada kaum lelaki bahwa kaum perempuan dan yang
tersebut dalam ayat adalah godaan bagi mereka, yang dapat membuat mereka terpesona dan
mengalihkan diri dari menyembah Allah. Ayat tersebut juga menggunakan kata li annasi
(manusia). Meskipun yang dijadikan objek adalah perempuan, namun yang dimaksudkan
adalah umum,yaitu manusia seluruhnya.
Pemahaman-pemahaman tersebut telah discounter oleh banyak mufasir Al-Qur'an yang lain. Satu contoh dari Imam Ibnu Katsir pakar tafsir asal Kota Damaskus, dalam kitab tafsirnya berjudul Tafsirul Qur'anil 'Azhim menjelaskan ayat 14 surat Ali Imran:
 Artinya, "(Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada hal-hal yang diinginkan, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga)." (QS Ali 'Imran: 14)".
Menurut Ibnu Katsir, dalam ayat ini Allah sedang memberi kabar tentang berbagai hal yang disukai oleh syahwat manusia di dunia, dalam konteks yang lebih khusus adalah kaum Adam, yaitu perempuan, dan anak keturunan. Lalu dalam ayat tersebut, Allah memulainya dengan menyebut perempuan terlebih dahulu, karena fitnah atau godaan perempuan bagi laki-laki menjadi godaan yang paling berat daripada godaan lainnya. Menjelaskan hal ini, Imam Ibnu Katsir mengutip beberapa hadits Nabi Muhammad saw. Di antaranya:
 Artinya, "Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan pada manusia setelah kewafatanku yang lebih membahayakan laki-laki daripada perempuan." (Muttafaqun 'Alaih).
Meskipun ayat tersebut seakan-akan diartikan perempuan sebagai objek. Pemaknaan Alquran tidak sedangkal itu. Dalam memahami ayat tersebut perlu memperhatikan beberapa aspek penafsiran. Surah Ali Imran : 14 oleh kebanyakan tafsir dimaknai sebagai peringatan
terhadap laki-laki untuk tidak tertipu akan pesona perempuan. Laki-laki dianggap sebagai
subjek dan perempuan sebagai objek. Namun melalui pendekatan Qiraah Mubadalah,
dipahami bahwa laki-laki dan perempuan adalah sebagai godaan satu sama lain. Laki-laki dan
perempuan hendaknya sama-sama menjaga diri dari godaan bagi satu sama lain. Oleh karena itu, perlu lebih banyak lagi kajian terhadap ayatayat Al-Qur'an yang seringkali dipandang secara seksis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H