Investasi menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap individu maupun suatu organisasi dan badan. Menurut Halim dan Hanafi dalam (Hartono & Wahyuni, 2017) dikatakan bahwa investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan dapat memperoleh keuntungan atau tingkat imbal hasil pada masa yang akan datang.Â
Berdasarkan definisi tersebut dapat disampaikan bahwa investasi dilakukan dengan menempatkan aset yang dimiliki pada berbagai instrumen investasi untuk kemudian kedepannya mendapatkan keuntungan atau return berdasarkan aset yang diinvestasikan tersebut. Lebih jelasnya, ketika seseorang atau organisasi dan badan melakukan investasi tentunya memiliki tujuannya masing-masing. Menurut Tandelilin (2010) disebutkan bahwa terdapat beberapa alasan dilakukannya kegiatan investasi oleh individu maupun organisasi dan badan, pertama yaitu adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang, kemudian mengurangi dampak dari terjadinya inflasi, dan terakhir sebagai dorongan untuk menghemat pajak.
Berdasarkan instrumennya investasi memiliki berbagai macam instrumen yang dapat menjadi wadah investasi bagi para investor individu maupun organisasi dan badan.Â
Setiap investor tentunya memiliki prefrensinya masing-masing dalam melakukan kegiatan investasi disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan khusus jangka Panjang maupun jangka pendek dari investor tersebut. Hal tersebut dikarenakan setiap instrumen investasi yang ada memiliki tingkat keuntungan yang berbeda-beda dan tentunya dalam keuntungan tersebut terdapat berbagai risiko yang sesuai, seseorang dengan profil risiko agresif tentunya akan memilih instrumen investasi dengan high risk high return, seseorang dengan profil risiko konservatif akan memilih instrumen investasi dengan low risk low return, sehingga lebih mengutamakan konsistensi pertumbuhan walaupun kecil.
Salah satu instrumen investasi yang cukup dikenal dan memiliki banyak peminat adalah investasi pada saham. Menurut Tandelilin (2010) saham sendiri merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dengan berinvestasi pada saham maka seorang investor meinvestasikan asetnya atau kas nya pada sebuah perusahaan untuk kemudian perusahaan tersebut menjalankan kegiatan bisnisnya dan memberikan return baik dalam bentuk dividen atau peningkatan harga saham di masa yang akan datang.Â
Dalam melakukan keputusan investasi saham tentunya terdapat beberapa pekerjaan rumah yaitu analisis saham yang harus diselesaikan oleh investor sebelum menginvestasikan aset atau kas nya pada instrumen saham tersebut.Â
Analisis fundamental saham dilakukan sehingga dapat mengetahui kinerja dan prospek kedepannya dari saham yang akan diinvestasikan, sehingga dapat mengetahui saham apa yang memiliki prospek menguntungkan untuk dilakukannya investasi. Salah satu cara dalam melakukan analisis fundamental saham adalah dengan menggunakan rasio keuangan perusahaan yang datanya dapat ditemukan pada laporang keuangan. Beberapa rasio tersebut dalam Nurwahida (2018) adalah:
(1) Earning Per Share (EPS) yaitu adalah laba bersih per lembar saham;Â
(2) Price to Earning Ratio (PER) yaitu adalah keuntungan sebuah perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya;Â
(3) Price to Book Value (PBV) yaitu adalah rasio yang menggambarkan nilai harga sebuah perusahaan dibandingkan dengan nilai buku perusahaan;Â
(4) Return On Equity (ROE) yaitu adalah perolehan laba bersih perusahaa dibandingkan dengan total ekuitas perusahaan;Â