Mohon tunggu...
Abdullah Haidar
Abdullah Haidar Mohon Tunggu... Lainnya - Saya Seorang Mahasiswa di kota bogor yang memiliki konsentrasi di bidang manajemen dan pemasaran

Memberikan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Abdullah Haidar

9 Januari 2021   20:06 Diperbarui: 9 Januari 2021   20:16 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"BLENDED LEARNING : METODE OPTIMALISASI PEMBELAJARAN JARAK JAUH EFEKTIF DAN EFESIEN DITENGAH PANDEMI COVID-19" 

Covid-19 adalah suatu wabah yang dapat menyebabkan penyakit menular berupa infeksi pada saluran pernapasan manusia yang disebabkan oleh virus. Wabah Covid-19 sudah melanda dunia dan Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena wabah Covid-19 tersebut pada tanggal 2 Maret 2020. Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang terlihat nyata dalam berbagai bidang yaitu di antaranya ekonomi, sosial, pariwisata, dan pedidikan. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi Covid-19 mengalami beberapa perubahan yang terlihat nyata. Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19), menghendaki agar seluruh peserta didik bisa mendapatkan layanan pendidikan yang optimal namun tetap mengutamakan protokol kesehatan guna memutus rantai Covid-19 semaksimal mungkin. Kondisi ini membuat semua universitas menerapkan kebijakan kuliah daring atau kuliah online. Proses perkuliahan yang semula bersifat konvensional (tatap muka di kelas) harus bertransformasi menjadi perkuliahan daring (online) yang dapat dilakukan tanpa terbatas tempat dan waktu.

Perubahan sistem pembelajaran yang mendadak membuat banyak pihak belum siap sepenuhnya untuk melakukan pembelajaran secara daring (online). Semua kampus di seluruh indonesia sudah melakukan kuliah daring selama lebih dari tujuh bulan . Selama perkuliahan daring, banyak mahasiswa yang mengeluh bosan dan jenuh karena metode pengajaran dirasa semakin monoton dan tidak efektif. Banyak pengajar yang masih gagap dalam melakukan pengajaran menggunakan sistem online, karena terbiasa melakukan perkuliahan secara konvensional. Selama kuliah daring, kebanyakan dosen juga baru memanfaatkan Moodle sebagai sarana pembelajaran online. Keterbatasan pada aplikasi Moodle membuat banyak dosen hanya menggunakannya sebagai tempat "meletakkan" bahan ajar dan tugas. Beberapa dosen juga tidak memberikan umpan balik atau feedback (penjelasan dan klarifikasi) atas materi yang telah dipelajari. Sebagai gantinya, dosen justru memberikan tugas yang porsinya lebih besar daripada kegiatan pengajaran. Harapan bahwa tugas dapat membantu mahasiswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mampu belajar secara mandiri nyatanya tidak sesuai. Tugas-tugas tersebut justru menambah beban mahasiswa, karena diberikan dalam porsi banyak dan waktu pengerjaan yang singkat serta seringkali bersamaan dengan pengerjaan tugas pada mata kuliah lainnya.

Proses transisi dari sistem perkuliahan konvensional menjadi perkuliahan daring menuntut mahasiswa, dosen, dan elemen pembelajaran lainnya untuk sesegera mungkin beradaptasi dan melek teknologi. Universitas perlu menerapkan model pembelajaran baru agar perkuliahan tetap berjalan optimal seperti Blended Learning. Blended learning merupakan perpaduan antara bentuk pembelajaran online dan konvensional (tatap muka). Model ini banyak mengkombinasikan metode pembelajaran konvensional (ceramah dan tatap muka) dengan metode belajar mandiri (proyek, penugasan, dan lab) dan belajar secara online seperti E- learning, ICT (Information and Communication Technology) dan Multimedia. Model pembelajaran ini bisa digunakan sebagai alternatif selama masa transisi menuju pembelajaran online yang seutuhnya.

Blended learning dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan blended learning, para pelaku kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi dapat memanfaatkan aksesibilitas komponen online dengan instruksi ruang kelas tradisional dan dapat memperluas kurikulum tanpa menambah waktu penyelesaian program. Proses pembelajaran juga lebih berpusat pada mahasiswa. Peran dosen yang semula sebagai "pemberi ceramah" akan berubah menjadi seorang fasilitator, pendamping, pembimbing, sekaligus partner bagi mahasiswa untuk mengembangkan skill dan pengetahuannya.

Blended learning dengan model Enriched-Virtual sangat cocok diterapkan untuk perkuliahan selama masa new normal ini. Dengan model Enriched-virtual, pembelajaran yang selama beberapa bulan terakhir dilakukan secara online sekarang dapat dipadukan dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dapat dilakukan secara live event, yaitu pembelajaran secara tatap muka pada tempat dan waktu yang sama (classroom) atau pada waktu yang berbeda namun di tempat yang sama (virtual classroom). Virtual classroom dapat digunakan untuk memaksimalkan perkuliahan secara online dan meminimalisir perkuliahan secara tatap muka di kelas. Ini tentu sejalan dengan kerinduan mahasiswa untuk bisa menghadiri kuliah secara tatap muka di kampus. Dosen dan mahasiswa bisa melakukan pembelajaran online secara tatap muka dengan memanfaatkan aplikasi video conference seperti google meeting dan zoom. Perkuliahan tatap muka di kelas dapat dilakukan satu atau dua kali dengan tetap memperhatikan protokol keselamatan dan membatasi jumlah mahasiswa dalam satu kelas.

Blended learning memberikan peluang kepada mahasiswa untuk melakukan pembelajaran secara mandiri sesuai dengan gaya belajar mereka. Kombinasi perkuliahan dengan tatap muka dan kuliah online akan memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Porsi kuliah online yang lebih besar juga dapat memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan berbagai bentuk materi pembelajaran yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja dengan internet. Proses belajar juga akan lebih menyenangkan dan tidak monoton, karena menggunakan metode dan media pembelajaran lebih variatif. Pembelajaran juga dapat dilakukan secara Self-Paced Learning, yaitu mengkombinasikan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri yang tidak terbatas waktu, tempat, dan akses bahan belajar. Materi yang bersifat konseptual atau pemahaman dapat disajikan dalam bentuk text maupun multimedia, sedangkan materi yang bersifat prosedural atau membutuhkan praktik di laboratorium dapat disajikan dalam bentuk animasi atau simulasi berbasis komputer. Mahasiswa dapat melakukan kegiatan praktik seperti di laboratorium nyata dengan bantuan virtual laboratory. Akan tetapi, media ini masih memiliki keterbatasan, yaitu hanya dapat dijadikan sebagai bahan tutorial. Mahasiswa tetap membutuhkan praktik langsung di dalam laboratorium untuk membuktikan berbagai macam teori dan fenomena yang telah dipelajari. Seluruh bahan ajar tersebut dapat dikirimkan secara online dalam bentuk streaming video, streaming audio maupun e-book yang dapat diakses melalui Moodle, Youtube atau Google Clasroom. 

Dosen dan mahasiswa juga dapat berkolaborasi untuk menciptakan komunikasi yang aktif dan bermakna melalui berbagai media komunikasi seperti E- mail, chatroom, website, weblog, atau forum diskusi online lainnya. Komunikasi ini memberi kesempatan kepada dosen dan mahasiswa untuk melakukan pendalaman materi maupun problem solving bersama-sama. Dengan ini, hasil belajar  mahasiswa diharapkan dapat terus meningkat.Hasil belajar dalam blended learning dapat diukur menggunakan kombinasi assesment tes (ulangan atau kuis) dan non tes (portofolio, tugas project, pembuatan produk, dan lain sebagainya). Assesment yang diberikan sebaiknya dapat dikerjakan secara mandiri menggunakan bantuan ICT dan dapat dikirimkan secara online. Dengan begitu, mahasiswa akan lebih cepat beradaptasi dengan sistem pembelajaran online. Blended learning juga memungkinkan pembelajaran dilaksanakan online sepenuhnya. Melalui Web Enchanced Course, dosen Dan mahasiswa diharapkan bisa memanfaatkan internet dan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan internet, mahasiswa dapat melakukan konmunikasi dengan dosen, dengan teman, dengan anggota kelompok, bahkan dengan narasumber lain. Pembelajaran online juga membutuhkan bahan ajar yang menarik dan mudah di pahami. Oleh karena itu, dosen dan mahasiswa harus bisa bekerjasama untuk mencari dan menemukan metode dan media belajar yang  variatif dan inovatif. Dosen dan mahasiswa juga harus bisa menggunakan, mengoperasikan, dan mengimplementasikan teknologi dalam proses pembelajaran online. Dengan begitu, pembelajaran dengan model blended learning dapat dilaksanakan dengan baik dan diharapkan seluruh elemen pembelajaran bisa lebih siap untuk melakukan pembelajaran online secara menyeluruh

Melalui blended learning ini, akses pendidikan, efisiensi serta kualitas pembelajaran dan pengajaran dapat meningkat. Mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan media online dan digital untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving, serta memiliki skill untuk berkomunikasi dan bekerjasama. Mahasiswa dan dosen juga diharapkan dapat cepat beradaptasi serta selalu memiliki inisiatif untuk nerkreasi dan berinovasi serta inisiatif untuk mengakses dan menganalisis informasi guna mencapai pembelajaran online yang sesungguhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun