Desa Pendem sebagai salah satu Desa di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, setiap tahunnya selalu mengadakan pementasan wayang kulit di pendopo Balai Desa Pendem dalam rangka penutupan bersih desa. Tentunya ada rentetan acara sebelumnya yang telah diselenggarakan. Serangkaian acara bersih desa tersebut selalu dilakukan di bulan Suro atau sama halnya dengan bulan Muharam.
Bulan Suro sebagai penanda masuknya awal tahun menjadi pelaksanaan bersih desa. Tradisi ini memang sudah melekat di tanah Jawa. Bersih desa diharapkan dapat membersihkan desa dari roh roh jahat dan bisa memiliki panen yang melimpah. Karenanya selalu ada doa bersama dan selebihnya biasanya di isi dengan pagelaran budaya seperti tari-tarian. Desa pendem pun melaksanakan bersih desa setiap memasuki bulan suro.
Desa Pendem memiliki cara yang berbeda dalam pelaksanaan suroan atau bersih desa, rentetan acara memang selalu berbeda beda setiap tahunnya seperti pada tahun 2023 ini diawali dengan pemasangan hiasan gapura, karnaval, pagelaran campursari dan rentetan lain yang ditutup dengan pagelaran wayang kulit. Di tahun tahun sebelumnya rentetannya selalu berbeda tetapi selalu ditutup dengan pagelaran wayang kulit.
“Di sini setiap tahun selalu mengadakan wayangan, memang sudah dari dulu selalu begitu sebagai pelestarian budaya. Sekarang memang sudah mulai banyak masyarakat yang tidak mengerti wayang tetapi warga selalu antusias” ujar Suli Wahyudi selaku ketua pelaksana pagelaran wayang kulit.
Pagelaran wayang kulit kali ini dilaksanakan tanggal 8 agustus 2023 dimana agak berbeda karena mendapat dukungan dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam kelompok pengabdian masyarakat oleh mahasiswa gelombang 5 kelompok 17 tahun 2023. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). beberapa mahasiswa ini membantu menyiapkan kegiatan dari menata tempat kegiatan, menyambut tamu, membantu keamanan sampai mengarahkan parkir untuk warga yang datang.
Pagelaran wayang tersebut yang sudah di awali dengan campursari pada sore hari dihadiri oleh seluruh perangkat desa, tamu undangan dan masyarakat desa pendem yang memang antusias untuk hadir. Karena pagelaran wayang selalu dilaksanakan setiap tahun makan warga juga selalu ingin datang hal ini tentu bisa menjadi solusi untuk melestarikan kesenian wayang yang asli indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H