Mohon tunggu...
Afif Abdullah
Afif Abdullah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Kabar Indonesia Tentang Belt and Road Forum

22 Mei 2017   23:56 Diperbarui: 23 Mei 2017   00:12 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ecky Awal Mucharam (Anggota Komisi XI DPR RI) menilai Indonesia harus punya daya tawar dan positioning yang kuat dalam kerjasama ekonomi dengan China.

Hal itu disampaikan oleh Ecky kepada wartawan, terkait Konferensi Tingkat Tinggi Belt and Road Forum (BRF) Initiative baru saja diselenggarakan di Beijing pada 14-15 Mei 2017.

“Sikap Indonesia dalam menghadapi manuver-manuver dan kebijakan ekonomi perdagangan blok-blok kekuatan ekonomi, sebagaimana dulu TPP dan sekarang BRF ini, adalah harus jeli memanfaatkan peluang dan jangan mau menjadi subordinat para inisiator yang tentunya memiliki kepentingan lebih besar,” ujar Ecky di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta. (19/5)

Ecky menegaskan, Indonesia sebaiknya tidak hanya menjadi subordinat China yang memungkinkan jalur laut dan udara menjadi wilayah yang didominasi oleh China. “Kita jangan jadi subordinat mereka sehingga jalur laut dan udara kita dikuasai mereka. Seperti kawasan Selat Malaka yang lebih didominasi oleh Singapura, padahal sebagian besar masuk wilayah Indonesia," ujar Ecky.

Ecky juga menegaskan, Indonesia dengan China harus saling menguntungkan.“Skema keuangannya juga perlu ditinjau kembali. Sebagai contoh, skema Turn- key project yang rasanya tidak memberikan nilai tambah yang cukup bagi Indonesia karena tenaga kerja dan barang-barangnya dari mereka. Pola investasi seperti ini sebetulnya merugikan indonesia sebab nilai tambahnya sangat sedikit. Memang menambah variabel investasi dalam indikator makro ekonomi kita, tetapi itu semu. Jadi, mumpung BRF ini masih tahap awal, pemerintah harus berusaha agar Indonesia tidak menjadi subordinat China, posisinya harus saling menguntungkan.” Ujar Ecky.

“Kita harus hati-hati, jangan lah kepentingan ekonomi sesaat yang bersifat sweetener bukan fundamental malah mengorbankan kedaulatan NKRI dalam masalah laut China Selatan,” pungkas Ecky.

Sumber: *aktual.com *TERKINI.com

 

(Afif_Zakiy_A)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun