Penulis : Ade Irmaya
Saya pun berbincang dengan Ibu emay selaku yang punya warung kelontongan dan memberikan beberapa pertanyaan. Yang pertama, bagaimana Anda memulai usaha ini? Beliau pun menjawab "waktu itu sekitar tahun 2007, saya dari kampung saya daerah lampung memang meniatkan ke Tangerang untuk buka warung soalnya kakak saya yang duluan merantau ke Tangerang sudah sukses buka warung, nah menurut info dari dia ada nih bangunan bekas warung yang tidak terpakai lalu dia suruh saya buat mengelola".
Pertanyaan kedua saya kepada Ibu emay, kenapa memilih membuat warung untuk dijadikan sebuah usaha? Dan adakah pihak terkait dalam membantu usaha warung kelontongan ibu? Begini jawaban Ibu emay "kalau menurut saya pribadi ya usaha warung adalah usaha yang cukup simple namun tidak mudah, liat aja jalan sini udah berapa banyak warung yang tinggal kita pinter-pinteran aja buka harga supaya konsumen suka, terkait bantuan usaha warung ini saya tidak dibantu siapa-siapa, ini modal saya sendiri".
Pertanyaan selanjutnya yang saya tanyakan, apa tujuan Ibu menjalankan usaha ini? Ibu emay menjawab "ya untuk meningkatkan pemasukan rumah tangga saya, membantu suami saya saja, soalnya suami saya sudah tidak bekerja, sering sakit-sakitan".
Lalu apa yang dijual di warung kelontongan ibu? Beliau berkata "kebutuhan sehari-hari saja mba, seperti beras, minyak, gula, rokok dan jajanan-jajanan lainnya. Disini juga saya jualan pulsa dan pembayaran lain seperti shopee pay, dana, ovo, token listrik, dan pembayaran lainnya".
Pertanyaan yang sangat penting buat kita semua tahu apalagi kita anak-anak muda sebagai langkah awal bergelut di bidang umkm nih ibu, Kira-kira berapa modal awal untuk membuat usaha ini? "untuk modal awal sih kurang lebih ada 10 jutaan mba, pertama buat renovasi bangunan warung soalnya ini udah lumayan lama tidak ditinggalin dan buat belanja-belanja barang stock warung abislah 5 jutaan. Jadi total ada 15jt modal yang saya keluarkan untuk warung kelontongan saya ini, Alhamdulillah semua dana itu modal saya sendiri," jawab ibu emay.
Saya pun melanjutkan pertanyaan yang lebih menarik, berapa omset atau keuntungan yang didapat dalam satu bulan? Ibu emay menjawab "kalau keuntungan sih ya Alhamdulillah lumayan kita hitungannya perhari jangan itungan perbulan soalnya hamper setiap hari stock barang ada aja yang habis terus kita harus belanja lagi, ya kurang lebih sehari bisalah 800 ribuan soalnya disini kita juga jadi supplier usahan lain kaya beras, gula, minyak, sama bahan-bahan lain. Alhamdulillah mba sudah hampir 16 tahun warung ini berjalan, udah banyak langganan yang percaya diwarung ini mba dan saya pun udah mempekerjakan 1 karyawan di warung kelontongan kami. Warga sekitar sini juga sangat berterimakasih mba sebab tidak perlu jauh-jauh juga belanja ke minimarket berkat warung kelontongan kami mba".
Saya melanjutkan pertanyaan kembali, apa hambatan ibu dalam menjalankan usaha ini? Ibu emay mengatakan "hambatannya ya paling kalau harga lagi naik kadang suka ada aja konsumen yang protes dengan harga barang yang menjadi lebih mahal, sisanya diserahkan saja sama yang di atas".
Lalu apa rencana ibu emay kedepan dalam usaha ini? Beliau mengatakan bahwa "kedepannya ya mba, insyaAllah mau buka cabang kedua, itung-itung nambah lapangan pekerjaan mba buat warga sekitar. Udah 16 tahun berjalan mba saya ingin membuka cabang ke 2 mba, satu lagi pengennya sih di daerah desa rawa rengas karna disana ada rumah anak saya. Jadi bisa dikontrol sama anak saya. Lalu penghasilan dari warung ini buat tabungan serta buat kebutuhan sehari-hari aja, kalo masih ada sisa penghasilan ya buat seneng-seneng kaya jalan-jalan aja sekeluarga mba, saya tuh mau banget mba bermanfaat buat orang banyak disekitar saya, biar Negara kita lebih maju kedepannya mba gitu aja".
Luar biasa, terima kasih ibu emay atas waktunya. Dan Itulah hasil dari wawancara saya dengan pemilik Usaha Kecil Menengah. Itulah sedikit wawancara singkat saya dengan ibu emay selaku pelaku umkm dan pemilik dari warung kelontong bernama Toko emay, semoga kita bisa cermat dan bijak dalam membangun usaha kedepannya terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H