Mohon tunggu...
Zaenal Abdullah
Zaenal Abdullah Mohon Tunggu... Petani - Seorang pemuda dari desa yang suka bertani, bisnis dan menulis

Ora ono jangkah kang kajangkah tanpo jumangkah. Keselarasan hidup tidak akan bisa kita capai tanpa berinteraksi dengan alam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi dalam Perilaku Petani

16 November 2014   17:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:41 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asik mencermati pola perilaku petani di Jawa Tengah dan Jogja, khususnya daerah Sleman dan sekitarnya dengan perilaku petani di Jawa Barat, khususnya Purwakarta, Subang dan sekitarnya (Lepas dari wilayah PANTURA dan untuk Petani Padi). Banyak perbedaan bisa terlihat dan menarik untuk dikupas. Mulai dari kebutuhan pupuk, obat-obatan dan kebutuhan pertanian yang lain. Bukan bermaksud membandingkan hanya saja, sepertinya asik jika bisa berbagi.

[caption id="attachment_335739" align="aligncenter" width="300" caption="Awal dari Kehidupan"][/caption]

Sekarang kita bahas satu per satu, mualai dari kebutuhan pupuk. Rata-rata di Sleman dan sekitarnya kebutuhan pupuk pabrikan untuk 1000m hanya 15-30 kg, itu belum penambahan pupuk organik (100-300kg) yang berguna untuk perbaikan struktur tanah, sehingga adanya keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan tanaman dan tanah. Berbeda untuk penggunaan pupuk di Purwakarta, Subang dan sekitarnya, kebutuhan pupuk rata-rata /1000m mencapai lebih dari 50kg, walaupun ada penambahan pupuk kandang tetapi kebutuhan pupuk pabrikan masih tinggi.

[caption id="attachment_335727" align="aligncenter" width="300" caption="Kincir Sawah"]

1416108256474195119
1416108256474195119
[/caption]

Walaupun kebutuhan obat-obatan atau pestisida sendiri walaupun sudah mulai diambang batas dan mulaimenghawatirkan daerah Sleman dan sekitarnya kebutuhan pestisida lebih sedikit dibandingkan di daerah Purwakarta, Subang dan sekitarnya. Saya tidak bicara tentang data statistik tetapi data yang saya temui dilapangan langsung. Kebutuhan biaya penggarapan sampai panendi Sleman dan sekitarnya /1000m hanya sekitar Rp 450.000 dengan rincian seperti berikut: Bajak Rp 120.000,-, Pupuk Rp 66.000,-, obat/pestisida Rp 50.000,- dan buruh tanam dan yang lain Rp 200.000,-. Sedangkan di Purwakarta dan sekitarnya bisa mencapai Rp. 700.000,- dengan rincian: Bajak 130.000 – Rp 150.000, Pupuk Rp 150.000, obat/pestisida Rp 100.000 dan buruh tanam dan lain-lain Rp 300.000. Bisa dilihat perbandingan pengeluaran sangat jauh. Apalagi rata-rata pengasilan panen di Sleman dan sekitarnya antara 400kg-700kg/1000m, sedangkan di Purwakarta dan sekitarnya hanya 400kg-500kg saja. Kembali pengeluaran dengan pendapatan yang sangat tipis. Dan kembali lagi bukan untuk membanding-bandingkan tetapi hanya untuk berbagi.

[caption id="attachment_335736" align="aligncenter" width="300" caption="Landscap yg Menawan"]

14161088751721307146
14161088751721307146
[/caption]

Tapi banyak hal unik yang saya temukan di kawasan pertanian di Purwakarta dan sekitarnya yaitu hampir disetiap sawah ada saungnya yang jarang saya temukan di Jogja dan sekitarnya dan tidak hanya itu, seperti banyak kincir yang dibuat disawah ketikan musim angin. Dan kita tidak bisa menafikan juga bahwa Jawabarat merupakan lumbung pangan nusantara.

Purwakarta, 16 November 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun