Secara bahasa kata evaluasi dasarnya berasal dari Bahasa inggeris yaitu 'evaluation' yang berarti penaksiran atau penilaian. Lalu secara harfiah evaluasi berarti proses penentuan nilai suatu hal atau objek berdasarkan referensi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Namun secara umum, evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam rangka menilai suatu alat, metode, atau hasil kerja manusia, yang hasilnya menjadi parameter keputusan untuk kegiatan selanjutnya. Suatu evaluasi program ini sangat penting untuk mendapat informasi ang  dipakai  sebagai  dasar untuk  membuat  kebijaksanaan  dan  keputusan,  menilai  hasil  yang  dicapai  para  pelajar,  menilai kurikulum,  memberi  kepercayaan  kepada  sekolah,  memonitor  dana  yang  telah  diberikan,  dan memperbaiki materi dan program pendidikan. Suatu evaluasi program memerlukan pelatihan untuk memastikan karyawan mengetahui konsep perusahan yang dilaksanakan. Pelatihan adalah sesuatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.
Di Indonesia, pentingnya Pendidikan Usia Anak Dini (PAUD) karena untuk meningkatkan usaha memperluas akses dan peningkatan pelayanan terhadap anak-anak usia dini baik secara formal maupun non formal. Â Salah satubentuk layanan PAUD pada jalur non formal adalah Taman Penitipan Anak (TPA) atau Daycare. Secara eksternal program pengasuhan anak (Daycare/Tempat Penitipan Anak) diperlukan untuk memberikan layanan kepada masyarakat secara luas. Ini karena kebanyakan wanita atau ibu tak hanya mengurus rumah tangga, namun mereka juga kini bekerja keras mencari nafkah. Ini karena kebanyakan wanita atau ibu tak hanya mengurus rumah tangga, namun mereka juga kini bekerja keras mencari nafkah. Jadi, apabila kedua orang tua sama-sama bekerja maka fungsi pelayanan, pengasuhan dan pendidikan anak secara otomatis akan berkurang. Kondisi demikian tentu saja berdampak buruk terhadap proses tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, sehubungan dengan pernyataan tersebut TPA atau Daycare memiliki posisi yang strategis dalam upaya memberikan program layanan bagi anak usia dini baik layanan pengasuhan, perawatan, pembinaan maupun pendidikan. Namun, untuk memastikan bahwa semua layanan dapat dilaksanakan, pelatihan kecakapan dan keterampilan pengasuh perlu ditegaskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya keselamatan anak tidak terjaga, pendidikan yang tidak sesuai untuk anak di usia dini, layanan rawatan yang tidak tepat.
 Permasalahan kondisi pengasuhan anak di Indonesia sekarang mengalami pergeseran. Sebelum ini sudah kita ketahui bahwa tradisi pengasuhan anak berbasis keluarga namun sekarang tidak dilakukan lagi. Melalui data Badan Pusat Statistik ( BPS ) survei dalam Modul Kependudukan pada tahun 2010 tercatat lebih dari 2,15 juta anak usia 15 tahun ke bawah tidak hidup bersama orang tuanya. Melainkan 88% diasuh keluarga besar, 59% diasuh nenek/kakek, dan 29% diasuh keluarga lain. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah anak terlantar dan diasuh oleh panti asuhan juga bertambah. Sebanyak 500.000 anak di Indonesia tinggal di 8.000 panti asuhan. Angka tersebut merupakan angka tertinggi di dunia. Namun, pengasuhan anak yang dialihkan ke panti asuhan mayoritas adalah ketidakmampuan ekonomi orang tua untuk membiayai kehidupan anak. Tentu, hal ini menjadi titik balik untuk mengkaji ulang terkait fungsi dan orientasi panti asuhan.
Dengan begitu dapat diasumsikan bahwa pengasuhan anak di panti asuhan tidak serta merta memberikan pengasuhan dalam konteks memberikan afeksi dan well-being yang cukup sekiranya pelatihan dari aspek kecakapan dam keterampilan tidak dilaksanakan kepada pengasuh maupun pendamping. Pelatihan untuk pengasuh mempunyai tahapan yang seharusnya dipertimbangkan yaitu melalui latihan persiapan dan pelaksanaan yang harus dilakukan oleh pengasuh terhadap anak usia dini. Umumnya sebelum menjadi pengasuh dan pendamping di TPA, masing-masing harus mempunyai persiapan tersendiri yang dapat membantu memberikan berbagai layanan kepada anak usia dini. Dalam Secara idealnya pengasuh harus mengetahui tentang pengasuhan anak dan memiliki latar belakang kedokteran merupakan bonus bagi pengasuh. Persiapan utama seorang pengasuh adalah memiliki sifat keibuan dalam menyayangi anak sehingga mempunyai minat yang tinggi dalam mengasuh anak. Selain itu, pengasuh harus memiliki tingkat pendidikan yang tinggi untuk memberikan berbagai program dan kegiatan pengembangan bagi anak yang diasuh. Panduan dasar ketika mulai menjalankan pelatihan pengasuh adalah memastikan mereka mempunyai persiapan dari aspek pengalaman. Persiapan ini harus dilakukan untuk memastikan pengasuh mempunyai kriteria yang sesuai dan sepadan. Untuk pelaksanaan pelatihan bagi pengasuh dapat dilakukan pada tiga bagian yaitu komunikasi, emosi dan pikiran serta perkembangan anak usia dini. Tiga bagian ini sangat penting untuk dilaksanakan dan dipraktekkan kepada pengasuh dalam berbagai program di bawah daycare  ataupun TPA.
Melalui pelatihan ini dapat dicapai evaluasi dan dilaksanakan sesuai kebutuhan program. Pengasuh dan pendamping juga mengetahui cara membesarkan dan membimbing anak usia dini di Daycare atau TPA sesuai jalur yang benar.
Kesimpulannya, evaluasi terhadap program pengasuh di Daycare atau TPA dapat dijadikan pedoman bagi mereka dalam membina kesejahteraan, perkembangan pendidikan dan keselamatan anak usia dini di Indonesia. Pelatihan yang dilakukan oleh para pengasuh ini dapat mengambil alih tugas orang tua yang sibuk mencari nafkah dengan memberikan kasih sayang yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H