Soal "Hilaf", itu ada dan nyata. Inilah refleksi "kehilafan" yang dimaterialkan:
 1. Manusia "hilaf" itu memang ada. "Hilaf" satu kali dimaafkan. Dua kali dimaafkan. Tiga kali berarti ia punya janji untuk berbuat salah. #intropeksi
 2. Kesalahan itu manusiawi. Yang membuat adalah manusia. Bukan hewan, atau makhluk lain selain keduanya. Tapi sungguh, "hilaf" itu nyata adanya. #intropeksi
 3. Bukan hanya "hilaf" pada sesama manusia. Kebiasaan yang paling familiar "hilaf" pada yang Maha Kuasa. #intropeksi
 4. Lari dari "hilaf" tidak mungkin. Tapi sungguh ada yang lebih tidak manusiawi, yaitu mematerialkan "kehilafan" manusia lain untuk kepentingannya sendiri. #intropeksi
 5. Tapi itulah hidup, rekayaNya sulit ditebak dan sulit ditangkal oleh akal sehat. Karena sesehat-sehatnya akal manusia, tetap 'srigala' bagi yang lain. #intropeksi
 6. Jangankan manusia "hilaf", tidak "hilafpun" masih dicari "kehilafannya" untuk diadili tanpa pengadilan. #intropeksi
 7. Ya. Itu hidup yang sebenarnya. Jangan hanya anggap dunia berputar-putar saja. Iramanya justru kadang memabukkan tanpa tuak. #intropeksi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H