Peradaban Masa Dinasti Bani Umayyah
PENDAHULUAN
Kita tahu bahwa dalam sejarah islam, sistim pemerintahan yang diterapkan seringkali berubah-ubah dari waktu kewaktu. Mulai dari sistem demokrasi yang diterapkan pada zaman Nabi Muhammad hingga masa Khulafa’urrasyidin. Setelah itu digantikan oleh masa pemerintahan bani Umayyah, yang akan kita bahas pada artikel ini.
PEMBAHASAN
A.Perkembangan Pada Masa Daulat Umayyah
1.Perkembangan tata pemerintahan
Pada masa pemerintahan Khulafaur-Rasyidin (632-661 M) dengan ibukota di Madinah Al-Munawwarah itu pimpinan Pemerintahan Pusat cuma terdiri atas Khalif didampingi seorang pejabat yang dipanggilkan Al-Khalif, bermakna sekretaris. Di samping Khalif itu, ada majlis penasihat terdiri atas sahabat-sahabat Nabi Muhammad, yang dipanggilkandengan Al-Shahabi.
Wilayah kekuasaan Islam masa itu, di luar Arabia, baru mencapai Irak dan Iran pada belahan timur beserta Syria dan Palestina dan Mesir pada bagian utara.
Tetapi pada masa Daulat Umayyah (661-750 M / 41-1132 H), yakni cuma lebih-kurang 100 tahun sepeninggal Nabi Muhammad, wilayah kekuasaan Islam sudah mencapai perbatasan Tiongkok di sebelah timur dan pesisir Atlantik pada belahan barat, termasuk wilayah Spanyol beserta Perancis Selatan.
Di samping majlis penasihat yang mendampingi Khalif maka berlaku pembagian tugas pemerintahan sebagai berikut :
a.Katib Al-Rasail, yakni Sekretaris yang bertugas menyelenggarakan administrasi dan surat menyurat denngan pembesar-pembesar setempat.
b.Katib Al-Kharaj, yakni Sekretaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran Negara.
c.Katib Al-Jundi, yakni Sekretaris yang bertugas menyelenggarakan hal-hal yang bersangkutan dengan ketentaraan.
d.Katib Al-Syurthat, yakni Sekretaris yang bertugas menyelenggarakan pemeliharaan keamanan umum (kepolisian).
e.Katib Al-Qudha, yakni Sekretaris yang bertugas menyelenggarakan tertib hukum melalui badan-badan peradilan dan hakim-hakim setempat.
Pada masa pemerintahan Daulat Umayyah itu belum dikenal istilah Wazir (Minister). Sekalipun begitu begitu istilah Al-Katib masih terpakai di dalam tatanegara-modern dwasa ini. Hal ini dapat dijumpai pada susunan Kabinet di Inggris dan Amerika.
2.Lambang Daulat Umayyah
Pada masa Nabi Muhammad (570-632 M) maupun masa Khulafaur-Rasyidin (632-661 M) tidak ada warna khusus untuk bendera sebagai lambang kekuasaan.
Tetapi pada masa Daulat Umayyah (661-750 M) telah ditetapkan warna khusus sebagai lambang Kekuasaan Daulat Umayyah, yaitu Bendera Merah.
Pada setiap upacara kenegaraan maupun upacara-upacara ketenteraan maka Bendera Merah dikibarkan. Lambang kekuasaan itu dibawa setiap pasukan ke dalam setiap medan pertempuran.
3.Perubahan Senibangun
Pada mulanya menuruti seni bangunan Grik dan Bizantium. Tetapi seni ukir dan seni hias lambatlaun memperoleh corak sendiri yang pada masa belakangan dikenal dengan Arabesque, yakni seni Arab. Hal itu dapat disaksikan pada Masjid Al-Umawi di Damaskus dibangun oleh Khalif Walid I (705-715 M) dan Masjid Al-Hamra di Cordora yang dibangun oleh Daulat Umayyah.
4.Daerah Kekuasaan
Daerah yang dikuasai Islam masa Bani Umayyah meliputi: Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan, Rukmenia, Uzbek dan Kirgis di Asia Tengah. Ekspansi yang dilakukan zaman Umayyah inilah yang membuat Islam menjadi Negara besar[1].
B.Sejarah berdirinya Dinasti Bani Umayyah
Pendiri Dinasti Muawiyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan. Muawiyah seorang ahli pidato, dia berhasil memanfatkan para pemimpin, administrator dan politikus pada waktu itu[2]. Dinasti ini berkuasa selama 90 tahun dengan 14 khalifah, di antara khalifah yang masyhur adalah Muawiyah bin Abu Sufyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar Bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abul Malik.
Ekspansi ke wilayah Timur dapat menguasai Afganistan, Kabul, Konstantinopel, dan India. Ke wilayah Barat Aljazair, Maroko, Andalus dan nyaris menguasai Perancis.
Kebudayaan Islam yang berkembang, Bahasa Arab menjadi bahasa administrasi resmi menggantikan bahasa Yunani dan Pahlawi, terdapat pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Basrah, dibangun masjid-masjid dan Istana.
C.Kemajuan dan Keruntuhan Daulat Bani Umayyah
1.Kemajuan dalam berbagai bidang :
a.Muawiyah mendirikan dinas pos dengan menyediakan kuda.
b.Menertipkan angkatan bersenjata.
c.Jabatan hakim menjadi profesi tersendiri.
d.Memperlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.
e.Membangun panti-panti untuk orang cacat.
f.Membangun jalan raya, pabrik, dan masjid yang megah.
2.Keruntuhan Bani Umayyah :
a.Pertentangan keras antarasuku-suku Arab yang sejak lam tebagi menjadi dua kelompok, yaitu antara Mudariah (Arab Utara) yang menempati Irak dan Himariyah (Arab Selatan) yang berdiam di wilayah Suriah .
b.Sistem pergantian khalifah secara turun-temurun (keturunan), pengaturannya tidak jelas (persaingan internal keluarga).
c.Sikap hidup mewah lingkungan istana.
d.Ketidakpuassan sejumlah pemeluk Islam non Arab.[3]
e.Munculnya kekuatan baru, keturunan Abbas, kaum Mawalli, dan Syiah.
D.Sistem dan Pola Kepemimpinan Daulah Bani Umayyah
Jabatan khalifah di warisi oleh anggota keluarga Umayyah.Di samping khalifah ada dua putra mahkota,yaitu:Putra mahkota Pertama dan putra mahkota kedua yang di pilih oleh anggota-anggota Umayyah terkemuka. Jika khalifah itu kuat bisa maka calon yang diajukan hampir bisa diperkirakan terpilih,tetapi juga bisa di tolak. Apabila khalifah wafat maka menurut konsessus putra khalifah pertamalah yang menduduki jabatan khalifah.Sedangkan putra mahkota kedua naik menjadi putra mahkota pertama.
Model pengankatan dua mahkota ini membawa implikasi kurang menguntungkan bagi kelangsungan bani Umayyah, yakni adanya persengketaan dikalangan keluarga dinasti bani Umayyah sendiri. Hal ini disebabkan tidak adanya garis yang tegas yang harus ditempuh dalam pemindahan kekuasaan khalifah.Apakah dari khalifah keanak ataukah dari khalifah ke saudara-saudara kandungnya selama ada dari saudara kandungnya masih hidup.Hal inilah yang menyebabkan lemahnya Bani Umayyah.
Namun perlu menjadi catatan bahwa teryata tidak semua khalifah diangkat lewat pengangkatan putra mahkota lebih dahulu,antara lain Muawiyyah bin abi sufyan,Marwan bin Hakam,yazid bin Walid ibn abdul Malik,dan Marwan Muhammad.
Jadi, dapat dikatakan bahwa sistem pemerintahan Daulah Bani Umayyah secara umum dikatakan monarki (turun menurun) model pewarisan meskipun tidak semuanya. Bahkan menurut Syalabis pemerintahan, Umayyah itu berbentuk kerajaan dan sangat berbeda dengan pemerintahan al-khulafa ar-rosidin, yang diawali oleh Muawiyyah sendiriselaku perintis Daulah Bani Umayyah yakni dengan menunjuk putranya Yazid bin Muawiyyah.
E.Hubungan Penguasa dengan Rakyat
Pada masa al-khulafa al-rosidin (632-661 M)seorang khalifah masih bisa berada dalam kediaman rumahnya masing-masing, sehingga tidak ada tata cara yang khusus ketika mau menghadap khalifah.
Berbeda dengan Daulah Umayyah yang telah berbentuk kekuasaan warisan. Dalam lingkungan keluarga bersifat protokoler (seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat).Sehingga jika seorang akan menghadap khalifah harus melalui cara yang protokoler. Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya pengaruh-pengaruh asing yang masuk dalam pola-pola pemerintahan Umayyah.
Sebagaimana diketahuai Muawiyyah memerintah di syam dekat dengan ibu kota Bizantium, dia banyak meminjam atribut-atribut dan pola hidup raja tetangga tersebut. Maka berbagai formalitas dan tindakan protokoler mulai dilakukan. Khalifah mulai mengambil jarakdengan rakyat, disitu ada jembatan hajib yang bertugas mengatur pertemuan dan audiensi dengan khalifah baik untuk para pejabat tinggi ataupun rakyat biasa. Hal ini membawa damphubungan rakyak dengan penguasa menjadi jauh.[4]
F. Pendidikan islam masa umayyah
Pola pendidikan Islam pada periode dinasti Umayyah telah berkembang bila dibandingkan pada masa Khulafā ar-Rāshidīn yang ditandai dengan semaraknya kegiatan ilmiah di masjid-masjid dan berkembangnya Khuttāb serta Majelis Sastra. Jadi tempat pendidikan pada periode dinasti Umayyah diantaranya adalah:
1. Khuttāb
Khuttāb merupakan tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al-Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam
2. Masjid
Semenjak zaman Nabi Muḥammad Ṣalallāhu ‘alaihi wa sallam masjid telah menjadi pusat kegiatan dan informasi berbagai masalah kehidupan kaum muslimin. Ia menjadi tempat bermusyawarah, tempat mengadili perkara, tempat menyampaiakan penerangan agama, dan tempat menyelenggarakan pendidikan, baik untuk anak-anak atau orang dewasa. Kemudian pada masa khalifah Bani Umayyah berkembang fungsinya sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang bersifat keagamaan
3. Majelis Sastra
Majelis sastra adalah suatu majelis khusus yang diadakan oleh khalifah untuk membahas berbagai macam ilmu pengetahuan.
Jadi, pada masa Umayyah tersebut, Islam mengalami kemajuan dalam berbagai bidang (pendidikan, kekuasaan, tata pemerintah dan lainnya).
BAB III
PENUTUP
Dari uraian di atas dapatlah di ambil kesimpulan antara lain: Wilayah kekuasaan Islam masa itu, di luar Arabia, baru mencapai Irak dan Iran pada belahan timur beserta Syria dan Palestina dan Mesir pada bagian utara.
Pendiri Dinasti Muawiyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan. Siste dan pola kepemimpinan Bani Umayyah dalam pengangkatan khlalifah adalah bercorak monarki hal ini disebabkan antara lain adanya pengaruh asing dari negara-negara yang ada pada waktu itu juga bercorak monarki.
Bani Umayyah telah banyak mencapai keberhasilan dalam berbagai bidang: politik, ekonomi, budaya dan lainnya.
Daftar Pustaka
Zainuddin Muhaddi,Study Kepemimpinan Islam,simpang lima Semarang:2005.
Mufrodi Ali,Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,Bukit Pemulang Indah:1997.
Mahmudunnasir Syed, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya,india kitab bhavan:1981.
[1] Supiana, Metodologi Studi Islam,
[2] Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, ( India: Kitab Bhavan, 1981), hal.203.
[3]Ali Mufrodi, Islam di Kawasaan Kebudayaan Arab, cet. 1 ( Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 83-84.
[4] Muhadi Zainuddin, Studi Kepemimpinan Islam, cet.1 ( Semarang: Putra Mediatama Press, 2005). hal. 81-85
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI