TGB: Takbir Itu Ada Tempatnya
=======================
Suatu kesyukuran kepada Allah SWT bahwa di hari ke 26 Ramadhan 1440H atau di Jum'at terkahir di bulan Ramadhan ini, kembali digelar Ijtima' Ramadhan Nahdlatul Wathan di Mushalla Al Abror Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor. Kegiatan ini merupakan sunatan hasanatan dari almaghfurlah Maulanasyeikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid.
Kegiatan Ijtima' Ramadhan dimulai dengan shalat asar berjamaah yang dilanjutkan dengan pembacaan hizib Nahdlatul Wathan. Hadir sebagai penceramah menjelang berbuka puasa adalah Ketua Umum Dewan Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Tuan Guru Dr. HM. Zainul Majdi, MA yang populer dikenal dengan nama TGB.
Di antara materi ceramah yang disampaikan, ada satu hal yang cukup menarik perhatian saya adalah soal pekikan takbir yang kerap kali kita dengar dilontarkan oleh orang-orang. Terlebih, menjelang Pilpres 17 April 2019 yang lalu. Â
Jika kita aktif bermedia sosial, banyak kita jumpai rekaman orang-orang atau bahkan orang yang disebut sebagai tokoh atau panutan meneriakkan takbir dengan nada "provokatif" yang ditujukan untuk menyerang orang yang bersebrangan pilihan politik dengannya.
Menurut TGB yang merupakan Doktor Tafsir Al Qur'an Universitas Al Azhar ini, takbir merupakan kalam mulia yang seharusnya ditempatkan atau digunakan pada tempat yang baik atau mulia pula. Jangan justru dipakai untuk membenci satu sesama umat Islam.
"Sama nilainya orang yang mengatakan sesuatu yang tidak baik dengan orang yang mengatakan sesuatu yang baik tapi tidak pada tempatnya," jelasnya.
Lebih lanjut TGB menjelaskan, sebagai sesama umat Islam, jangan sampai pekikan takbir itu kemudian membuat kita saling benci satu sama lain. Apalagi sampai memberikan cap munafik atau bahkan kafir yang halal darahnya dengan orang yang tidak ikut meneriakkan takbir dengannya.
TGB mencontohkan dulu bagaimana kelompok khawarij yang menggunakan kalam mulia yaitu ayat-ayat al Qur'an yang tidak pada tempatnya.
"Golongan Khawarij menjadi kelompok pertama yang menggunakan ayat-ayat al-qur'an tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan permusuhan antar sesama umat Islam. Bahkan, dengan cara mereka seperti itu sampai kemudian menghalalkan darah sesama umat Islam. Sayyidina Ali RA yang merupakan menantu Nabi Muhammad SAW menjadi korban yang dibunuh oleh Kelompok Khawarij lantaran penggunaan ayat-ayat al Qur'an yang tidak pada tempatnya itu," tuturnya.
Untuk itu, di era sosial media saat ini, TGB mengingatkan untuk hati-hati dalam memilih guru atau panutan. Terutama dalam hal mempelajari ilmu agama.
"Jangan lantaran ada orang yang akun media sosialnya memiliki followers banyak lantas kemudian langsung dijadikan sumber rujukan dalam ilmu agama. Ada begitu banyak para tuan guru atau ustadz yang kita memiliki khususnya di NW yang sanad keilmuannya tidak diragukan lagi. Belajarlah dari beliau-beliau itu. Bukan malah mencukupkan diri dengan belajar dari youtube atau media sosial lainnya," TGB mengingatkan.
Sebagai warga Nahdlatul Wathan, sambung TGB, almaghfurlah Maulanasyeikh dulu waktu hayat beliau telah mengingatkan untuk pandai-pandai dalam memilih guru sebagaimana yang beliau tuangkan dalam salah satu lagu perjuangan Nahdlatul Wathan: Pandai-Pandai Memilih Guru Tao Ngaji.
"Apa yang dipesankan oleh Almaghfurlah Maulanasyeikh sekian tahun yang lalu untuk hati-hati dalam memilih guru agama, saat ini baru terasa dan bisa kita fahami maksud beliau tersebut," ungkap TGB.
Sebagaimana Almaghfurlah Maulanasyeikh dulu berpesan untuk selektif dalam memilih guru agama, maka TGB pun kembali memesankan khususnya kepada warga dan santri Nahdlatul Wathan untuk belajar dan mendalami ilmu agama langsung dari orang-orang yang diketahui memiliki pemahaman keagamaan yang bagus dan mendalam serta sanad keilmuannya jelas.
"Hati-hati. Jika salah dijadikan sebagai guru dalam mempelajari ilmu agama, maka pemahaman keagamaan yang diperoleh pun akan salah," jelasnya.
Demikianlah sedikit ulasan yang saya tangkap dari ceramah ijtima' Ramadhan yang disampaikan oleh Syeikhuna TGB. Dr. Muhammad Zainul Majdi. Semoga bermanfaat.
Pancor, 31 Mei 2019/26 Ramadhan 1440H
Muhammad Zulkarnain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H