Semarang, (9/8/2021) -- Sudah menjadi hal umum bahwa sampah merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi masyarakat. Sampah menghasilkan bau yang tidak sedap, pemandangan yang tidak indah serta merusak lingkungan lingkungan. Salah satu penyumbang sampah terbesar yaitu dari sektor rumah tangga.Â
Rumah tangga menghasilkan berbagai jenis sampah organik seperti sampah sisa makanan dan sampah anorganik bekas kemasan.
Abdul Khafid, mahasiswa Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro melalui Program KKN mengajak warga RT 04 RW 05 Kelurahan Kedungpane untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga ini dengan cara mendaur ulangnya menjadi pupuk.Â
Sampah anorganik seperti ember bekas cat menjadi alat komposter untuk membuat pupuk. Dari sampah ini akan dihasilkan dua jenis pupuk, yaitu pupuk kompos padat dan pupuk organik cair. Pupuk ini dapat dimanfaatkan warga secara langsung untuk kegiatan bercocok tanam atau dapat dijadikan suatu komoditas wirausaha.
Program kerja ini disusun dan  dilakukan secara mandiri di rumah di bawah bimbingan Dr. Ir. Marry Christiyanto, M.P, I.P.M, selaku Dosen Pembimbing Lapangan. Meskipun dalam kondisi pandemi, materi penyuluhan tetap dapat disampaikan dengan dikemas dalam bentuk video dan disampaikan secara daring melalui WhatsApp Group PKK warga RT 04 RW05 Kelurahan Kedungpane.
Abdul Khafid menyampaikan "Seringkali sampah dibuang begitu saja, kemudian menumpuk di TPA dan menjadi polusi. Warga sekitar pasti juga merasakan dampaknya karena lingkungan yang tidak begitu jauh dari TPA Jatibarang. Maka dari itu saya, terikirkan untuk mendaur ulang sampah agar memiliki nilai manfaat dan dapat dijadikan peluang usaha bagi warga."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI