Melihat tontonan televisi di masa tahun 90-an seringkali diwarnai oleh film bertemakan silat, seperti :Si Pitung, Si Buta dari gua hantu, pendekar kapak 212 dan sejumlah tampilan film silat, pun termasuk demikian tentang film laga dari mandarin, yang seringkali menampilkan aksi yang mengagumkan, dan sepertinya asyik menjadi seorang pendekar.
Dari tontonan televisi itulah kemudian, tak terasa mesuk ke alam bawah sadar saya sehingga terbentuklah keinginan untuk melakukan aksi laga seperti yang saya tonton di televisi, dalam waktu senggang ketika di rumah saya sering beraksi layaknya pendekar yang sedang berlatih. Rupanya, apa yang saya lakukan diketahui oleh ayah saya, maka dengan maksud baik untuk meneruskan bakat saya. Padahal, bisa jadi bukan bakat, melainkan hanya ikut-ikutan atas tonotonan televisi.
Namuan, ayah saya begitu senang dengan apa yang saya lakukan, hingga kemudian saya ditwari untuk masuk di perguruan pencak silat. Senang sekali rasanya bisa mempelajari apa yang selama ini saya lihat di televisi, saya sangat bergembira dengan semua latihan yang ada, termasuk latihan tenaga dalam . Sebab, dalam pengajaran ilmu pencak silat, seringkali tidak lepas dari ilmu tenaga dalam. Akhirnya, ada sebuah momen untuk menunjukkan bahwa apa yang dilatihkan dalam membangkitkan tenaga dalam itu untuk ditampilkan secara umum. Kebetulan saat itu ada acara perpisahan sekolah, dan salah satu orang yang tampil adalah saya, karena sebelumnya sudah dites dan mampu untuk mematahkan kikir. Entah bagaimana nalar logikanya, besi yang begitu kuat ternyata patah dengan tangan, tanpa memberi bekas cedera apapun. Sungguh kemampuan ini telah membanggakan diriku, seolah ilmu kesaktian sudah saya dapat meski hanya secuil, kemudian dikesempatan yang lain ada latihan mengundang arwah siapapun, termasuk hewan untuk dimasukkan dalam diri, sudah begitu maka orangnya akan kesurupan dan menjadi persis seperti arwah yang diundang, ada yang menjadi dewa mabuk, ada yang menjadi macan, ada yang menjadi kera, dan banyak sekali macamnya, dan kami melakukan semua itu hanya sebatas permainan, dan seolah-olah tidak ada efek samping yang akan kami tanggung.
Selanjutnya, ketika tumbuh semakin besar saya juga tertarik dengan dunia tenaga dalam, dan seolah semuanya adalah ada dasar,dan yang terpenting kata orang harus ada gurunya. Namun, dalam perjalannnya, ternyata semua ternyata membawa dampak di sesi kehidupan yang saya lakukan. Seolah ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh, hawa panas seringkali mengalir dalam tubuh seperti ular, pada awalnya saya maklum. Sebab, dalam literatur ada yang mengatakan bahwa itu adalah adanya pembersihan cakra yang sedang berlangsung dan itu akan terjadi seumur hidup. Saya membayangkan betapa tersikasanya diri saya.
Namun untunglah, dalam literatur yang lain mengatakan bahwa semua itu adalah tanda kerasukan jin, dan tentunya ada jalan untuk pemebersihan yaitu dengan ruqyah. Maka, saya lebih memilih meyakini tentang kerasukan jin dan ruqyah. Sebab, masih ada harapan untuk sembuh, dan sekaligus untuk memperbaiki keimanan saya, yang telah menyandarkan kekuatan pada diri,bukan kekutan dari Alloh. Meski dalam pengucapan seringkali mengatakan bahwa semua itu kekuatan dari Alloh, dan seringkali munafik. Sebab, dalam hati seringkali mengakui bahwa kekuatan dari diri sendiri, dari latihan yang sudah saya jalani.
Selanjutnya saya memilih untuk melakukan ruqyah, mencoba untuk melakukan ruqyah mandiri ternyata belumlah cukup. Sebab, bisa jadi ada sejumlah trik yang dilakukan jin dalam tubuh saya yang tidak saya ketahui. Maka, mencari peruqyah adalah salah satu jalannya, dan itu tidaklah mudah, setiap kali berniat untuk melakukan ruqyah selalu saja ada hambatan. Hingga akhirnya, saya menekadkan diri untuk diruqyah. Ketika itu saat sholat jum’at di masjid Al-akbar Surabaya, ada pengumuman tentang klinik ruqyah yang berada di lantai dasar masjid, saya sangat senang sekali dengan pengumuman itu, seolah akan menemukan jalannya.
Benar saya diruqyah diklinik itu, dalam satu sesi ruqyah keluar beberapa jin. Namun, sang peruqyah tidak meneruskan karena menurutnya kasihan dengan tubuh saya, tidak terlalu kuat. Dan memang saat itu kondisi kesehatan memang sedang tidak optimal. kemudian, sesi kedua pada beberapa minggu kemudian dengan kondisi tubuh yang lebih baik. Dalam sesi kedua ini sempat terjadi dialog antara peruqyah dan jin yang berada dalam tubuh saya, dan penguasa jin yang berada dalam tubuh saya mengungkapkan bahwa jumlah total yang berada dalam tubuh saya sekitar 100.000 jin, ya ampun banyak benar. Akhirnya akupun tersadar bahwa selama ini yang membuat tubuhku sangat berat adalah seluruh jin itu, rasanya setiap langkah seperti ada yang memberi beban, kemudian ketika tidur dan akan bangun sangat susah, dan membutuhkan perjuangan, rasanya tubuh ini terhimpit oleh sesuatu yang sangat berat.
Kemudian, dalam sesi dialog lagi sang peruqyah memanggil jin yang berada dalam tubuh saya, salah satunya menyahuti dengan bahasa yang sangat aneh seperti bahasa mandarin. Setelah aku telisik aku teringat saat latihan tenaga dalam dengan memanggil arwah, aku sering memanggil dewa mabuk yang dari mandarin. Karena, memang saat itu saya terinspirasi oleh fil dewa mabok yang berada di televisi, dan aku tidak menyangka bahwa mereka yang aku panggil untuk masuk dalam tubuhku, ternyata malah terdiam, enggan untuk keluar dalam tubuhku. Dan sekarang sesi ruqyah akan terus berlangsung, sampai semua bisa bersih, semoga Tuhan memberi jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H