Trend merayakan hari valenine pada 14 Februari disetiap tahunnya sudah mulai membudaya di masyarakat, khususnya bagi generasi muda saat ini. Velentine day  dikenal oleh sebagian orang sebagai hari kasih sayang yang identik dengan memberikan coklat, bunga, boneka atau hal-hal romantis lainnya kepada pasangan maupun orang terdekat.
Terdapat banyak orang yang menjadikan tanggal 14 februari itu sebagai hari kasih sayang, hari spesial yang  dilakukan untuk menampilkan diri sebagai sosok yang romantis, perhatian terhadap pihak lain, dengan cara memberikan hadiah terbaik untuk orang yang dicintainya, terlepas itu suami/istri, anak, ponakan atau yang lainnya. Bhakan pada momen yang dianggap spesial inipun banyak terdapat para "oknum" yang memanfaatkan hari kasih sayang itu untuk kesenangan "semu" semisal pada orang-orang yang sedang dimabuk kasmaran, atau anak bagu gede (ABG) yang sedang jatuh cinta, mereka  meluapkan (memanfaatkan) momen valentine day atau hari kasih sayang tersebut dengan cara memberikan "kasih" dan  "sayang"nya kepada lawan jenis dengan cara  yang salah kaprah hal tersebut bisa berupa: kesenangan fisik/biologis (seks), mabuk dan kegiatan hura-hura, yang tentunya akan merugikan dirinya sendiri  dan pelanggaran terhadap norma  maupun ajaran agama, ini bisa terjadi disebabkan adanya salah kaprah dalam memaknai arti hari kasih sayang tersebut.
Menurut enksiklopedia terdapat beberapa sumber sejarah yang menyebutkan perayaan valentine day, pertama dikatakan valentine day  berasal dari perayaan Lupercalia yang merupakan rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love), Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur, kedua dari sejarah Hari Valentine berasal dari tradisi bangsa Romawi kuno sebagai cara memperingati kematian seorang pendeta bernama Santo Valentino.
Lalu bagaimana sikap kita, selaku ummat muslim, dalam menyikapi hari valentine tersebut? Â adakah kebolehan untuk merayakannya sebagaimana jamaknya anak-anak jaman sekarang? atau ingkar dan tidak merayakannya sebagai wujud ketaatan kepada ajaran Islam yang tidak membolehkan melakukan kegiatan-kegiatan seperti ibadah yang tidak ada ajarannya dalam Islam? Â
Untuk menyikapi permasalahn ini, (merayakan atau tidak merayakan valentine day), kita harus melihat asal usul dan sejarah dari valentine day tersebut, adakah sejarah atau dasar dari kegiatan velentine day tersebut dalam Islam?. Jika dalam Islam tidak mengenal perayaan tersebut, dan terlebih kita tau asal muasal kegiatan tersebut adalah ritual dari agama selain Islam, maka dengan tegas Islam akan menolak perayaaan Valentine day tersebut, Namun demikian Islam selalu mengajarkan untuk selalu berkasih sayang kepada sesama tanpa memandang hari atau waktu tertentu, dan kasih sayang dalam Islam harus dibingkai untuk mencari keridhaan Allah SWT. Jadi berkasih sayang dalam Islam tidak dibatasi hari, waktu, maupun tempat tertentu. Bahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi, yang berbunyi; "Sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu,"
Hadist ini mengisaratkan bahwa berbuat kasih sayang, adalah perintah dari ajaran Islam, yang balasannya adalah mendapat kasih sayang dari para penghuni langit, artinya kasing sayang yang dimkasud tidak semata hanya kepada sesama makhluk berupa manusia saja, termasuk hewan, alam dan lingkungan sekitar. dan ajaran ini (tentang kasih sayang) lebih konfrehensip dibandingkan dengan apa yang biasa dilakukan pada perayaan valentine day.
Dalam konteks NKRI, terdapat lembaga yang berwenang memberikan fatwa untuk dijadikan pedoman bagi Ummat muslim, yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menanggapi semakin masifnya perilaku masyarakat indonesia dalam merayakan hari Valentine, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa nomor 3 Tahun 2017, yang isinya memberi peringatan bagi umat muslim bahwa haram hukumnya merayakan Hari Valentine setiap tanggal 14 Februari.
"Hal tersebut menganut pada tiga hal yakni. Karena Hari Valentine bukan termasuk dalam tradisi Islam. Hari Valentine dinilai menjerumuskan pemuda muslim pada pergaulan bebas seperti seks sebelum menikah. Hari Valentine berpotensi membawa keburukan.
"Fatwa haramnya Hari Valentine ini dibuat berdasarkan tuntunan Alquran, hadits, dan pendapat ulama, salah satunya Hadits Riwayat Abu Dawud yang mengatakan bahwa. Dari Abdullah bin Umar yang berkata dari sabda Rasulullah Saw. Barang siapa yang menyerupakan diri pada suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.
Sementara itu, dalam Al Quran Surat Ali Imran Allah berfirman bahwa penting bagi umat muslim untuk mempertegas jati diri sebagai seorang Islam dengan berperilaku sesuai tuntutan serta menolak menyerupai identitas agama lainnya.
Demikian sedikit uraian tentang hari valentine menurut Islam yang saya ketahui, semoga kita selalu mendapat hidayah, taufiq dan inayah dari Allah SWT untuk selalu berpegang teguh pada ajaran Islam. dan bisa selalu mengamalkan sikap dan perilaku untuk selalu berkasih sayang terhadap semua yang ada dimuka bumi (makhluk, alam dan lingkungan) yang pada akhirnya mendapat kasih sayang dari penduduk langit. amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H