Mohon tunggu...
Jay Alvarahi
Jay Alvarahi Mohon Tunggu... -

seringkali manusia mengejar sesuatu yang dibenci Allah, dan membenci apa yang disukai Allah...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

PERJALANAN KE MASJID

30 Desember 2014   05:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:12 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Soeparwan G. Parikesit

PERJALANAN KE MASJID

Dimanakah sujud hamba

Di sejengkal tanah

Di bumi Tuhan

Tempat hamba beribadah

Sujudku sujud sejati

Perintah abadi dari langit

Kening hamba menembus

Tujuh lapis tanah di bumi

Kalau ngembara sebatas padang rumput

Dari danau sampai rawa

Lelah di jalanan

Mencari tempat berteduh

Bila ngembara dari kota ke kota

Dari benua ke benua

Jarak terjauh pakai pesawat udara

Jarak waktu keperluan dunia

Berapa jauh jarak waktu

Kau tempuh dan kau lewati

Tak sejauh jalan menuju Tuhan

Jalan sunyi dan sendiri

Berapa jauh nian

Jalan menuju akhirat

Jalan menuju rumah Tuhan

Jalan panjang tak terbilangkan

Perjalanan terjauh

Dari kota dunia ke kota dunia

Bahasa bumi ukuran dunia

Semua bukan perjalanan jauh

Perjalanan terjauh

Perjalanan terberat

Perjalanan menuju masjid

Rumah ibadah, rumah Tuhan

Betapa banyak manusia

Manusia kuat, raja perkasa, orang berilmu

Penakluk dalam medan perang

Penemu benua, penakluk puncak gunung tertinggi

Tak mampu jalan ke masjid

Perjalanan terjauh

Perjalanan terberat

Perjalanan hamba ke masjid

Oh, jalan ditunjukkan Sunnah Rasul

Wahai anakku, ya bunayya

Perjalanan terjauh perjalanan terberat

Lebih berat dari karang penghalang

Perjalanan ke masjid

Dari lima waktu, ada yang tak mampu

Sehari, seminggu, sebulan sekali

Ada setahun tak pernah datang

Bahkan tak pernah sama sekali



Ya Tuhan, ampuni hamba

Datanglah ke masjid

Walau kau merangkak di subuh yang gelap

Atau di terik panasnya hari

Perjalanan terjauh perjalanan terberat

Perjalanan ke masjid

Alif, lam, dan nun

Pustaka, Pondok Gede

29/12/2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun