Pada zaman sekarang khususnya Gen Z dan Gen Alpha, sekarang sedang berlomba-lomba dalam meningkatkan potensi dirinya supaya menjadi remaja yang aktif dan produktif. Yang digadang-gadang akan menjadi generasi emas Indonesia tahun 2045. Akan tetapi apa yang terjadi?, apabila remaja tersebut justru tidak berminat dalam berlomba?, jangankan berlomba, belajar saja malasnya minta ampun. Itulah realita remaja zaman sekarang yang dimana belum memiliki kesadaran akan dirinya yang penuh akan potensi-potensi positif yang akan bermanfaat untuk masyarakat dan negara.
Fenomena tersebut tentu saja sudah terjadi sangat lama bahkan sebelum Gen Z dan Gen Alpha lahir. Pemerintah bahkan sudah mendukung dengan program wajib belajar 9 tahun yang ditempuh dari mulai Playgroup sampai lulus SMA. Akan tetapi masih banyak remaja ataupun anak-anak yang putus sekolah, sering bolos dan kurang sungguh-sungguh dalam belajar. Beberapa faktor rendahnya minat bersekolah diantaranya :
- Faktor lingkungan
Tak bisa dipungkiri lingkungan adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi remaja dalam belajar, diantaranya yaitu lingkungan belajar yang kurang nyaman, dan terutama lingkungan pergaulan, remaja sekarang banyak sekali terjerumus dalam kasus minuman keras, geng motor, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan narkoba. Dimulai dari rasa ingin tahu remaja, diajak teman maupun keinginan pribadi.
- Faktor Teknologi
Di era yang serba digital ini penggunaan teknologi khususnya internet sangat mudah sekali bagi seseorang untuk mengaksesnya, dan memiliki manfaat positif yang dapat meningkatkan kualitas diri maupun pembelajaran remaja. Akan tetapi yang terjadi justru kebalikanya, mereka menyalahgunakan teknologi tersebut tanpa mempedulikan etika dan manfaat positif adanya teknologi, seperti ujaran kebencian di media sosial, pornografi, judi online, penggunaan game online yang tidak wajar dan cyberbulliying. Kasus yang paling banyak sekarang adalah penggunaan gadget yang berlebihan sehingga membuat remaja menjadi senang menunda-nunda kegiatan mereka hanya demi bermain gadget.
- Faktor Orang Tua atau Keluarga
Keluarga atau orang tua menjadi faktor utama dalam pembentukan karakter seorang anak. Akan tetapi banyak orang tua yang kurang dalam pengawasan dan mendidik karakter anak yang baik, beberapa dari mereka sibuk dalam pekerjaan, ataupun justru memberi contoh yang kurang baik sehingga dicontoh oleh anaknya. Bagaimanapun orang tua sepatutnya menjadi rolemodel yang baik bagi anak dalam kehidupanya.
- Ketidakcocokan Metode Pembelajaran Dengan Gaya Belajar
Banyak para siswa mengeluh tentang kurikulum yang selalu diganti, metode belajar yang kurang menarik dan gaya belajar yang cenderung monoton.
- Masalah Emosional
Remaja adalah seorang pribadi yang sedang berada pada masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa, sehingga remaja sering mengalami stress, kurang konsentrasi dan rasa minder untuk belajar maupun bersosialisasi.
Beberapa solusi untuk meningkatkan minat belajar siswa :
- Dari orang tua bisa lebih tegas dan memperhatikan tentang anaknya akan pentingnya karakter yang baik, lingkungan belajar dan pergaulan yang baik, serta memanfaatkan teknologi sesuai etika dan tujuanya. Bisa seperti membantu anak menemukan minat dan bakatnya, pembatasan dan pengawasan penggunaan gadget, serta membantu memilih lingkungan belajar dan pergaulan yang baik.
- Edukasi tentang pemanfaatan positif teknologi, seperti konten-konten edukatif dan media promosi iklan produk ataupun personal branding
- Meningkatkan iman kepada Tuhan yang Maha Esa
- Meningkatkan antusiasme belajar dengan metode dan gaya belajar yang bervariasi dan menarik, sehingga tidak mudah jenuh.
- Menyediakan ruang atau platform bagi siswa ataupun remaja tentang masalah kehidupan ataupun emosional mereka dan solusi atas masalah yang mereka alami.
Zaman dan dunia akan terus berkembang, dan kita manusia khususnya para pemuda adalah yang akan membawa dunia ini lebih maju dan jaya, oleh karena itu pemerintah, dan setiap warga negara haruslah sadar akan pentingnya masalah ini, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H