Mohon tunggu...
Hamid Shobry Assyifa
Hamid Shobry Assyifa Mohon Tunggu... -

hobi menulis gaya kampungan, atau gaya gaya-an, asal nulis yang gak ngasal,.. hobiku yang paling aku banggakan sampai sekarang adalah kegemaranku dalam membaca kitab kitab klasik ulama zaman salafussolih,,, soooo... saya bangga menjadi santri,,,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehidupan Malam Rakyat Kecil

8 Januari 2012   16:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:09 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayo… saatnya beraksi.." isyarat pimpinan geng pada anak buahnya.
"mari anak-anak kita berangkat…"
"kakak iPin, sebelah sini ada ladang strategis…" aDing memanggil kakaknya.
"Mama, itu di sebelah sana kata aDing ada yang strategis" iPin memberi isyarat pada mama-papanya untuk menuju tempat aDing.
"iya tunggu bentar Pin…." Jawab mama-papanya sambil berjalan kearah aDing.
Mereka pun berlari-lari kearah ladang masing-masing. Ada yang berlari sambil teriak-teriak karena bahagia setelah sejak pagi menahan lapar. Ada yang berjalan santai sambil bernyanyi-nyanyi. Ada yang membawa jrigen ukuran 20 liter. Ada juga yang berbondong-bondong sekeluarga. Ada yang membawa gula agar nanti bisa lebih manis santapannya. Ada yang membawa tisu untuk mengelap mulutnya agar tidak belepotan. Pokoknya ramai sekali malam itu.
Ketika semuanya telah mulai menyantap hidangan masing-masing sambil bersuka ria, keadaan jadi semakin bising. Karena, ada yang membawa tape recorder untuk dangdutan. Ada juga yang berjoget ria sambil mabuk-mabukan. Ada yang sambil ngerumpi membicarakan artis yang lagi naik daun.
Sementara itu Maman terbangun karena mendengarkan kebisingan yang ada di sekitarnya. Ketika ia bangun, ia merasa heran karena teman-temannnya sedang tidur semua. Sedangkan ia mendengar kebisingan itu muncul dekat sekali dari tempat tidurnya.
"kak iPin awas itu orangnya sudah bangun, kamu harus cepat lari…." Kata aDing sambil meloncat meninggalkan ladangnya yang diikuti mama papanya.
"iya Ding…" jawab iPin sambil meloncat menyusul kakak, mama dan papanya. "iPin….aDing…. cepat…." Teriak mama papa mereka.
Sementara yang lainnya berlarian kearah yang tak jelas sambil berteriak-teriak.
"awas…. lari…. "
"orangnya bangun…. Cepat menyelinap…."
"kakak… cepat….."
"mama… jangan tinggalkan aku…."
"sayang… kamu di mana…?"
Maman jadi semakin bingung. Dari mana suara-suara itu…. Ia tampak ketakutan.. akhirnya Maman menyalakan lampu belajarnya. Dan……
"byar….." ketika lampu itu nyala, tampak para kepinding sedang sibuk berlarian kearah sudut-sudut kasur. Ketakutannya kini berubah menjadi kemarahan. Dengan gesit ia menjulurkan tangannya, dan.. yup.. ia berhasil menangkap salah satu dari mereka.
Maman pun kaget kembali ketika binatang yang ia tangkap itu bersuara…
"mama….. tolong…. tolong…" ….. "kak iPin…..selamatkan aku…."
Namun maman tetap enggan melepaskan tangkapannya..
Ia dekatkan tangkapannya dan ia perhatikan. Kemudian, sambil berfikir ia tiba-tiba bertanya pada binatang itu…"hey…. " kepinding yang tadinya menangis sambil menutup matanya dengan kedua tangannya kini menatap kearah Maman.
"hey… kamu bisa berbicara? " Tanya Maman.
Dengan ketakutan binatang itu menjawab "iya… "…
"hai manusia…. Lepaskan anakku….!!!" Tiba-tiba sebuah suara lantang terdengar dari arah kasur Maman. Iapun menengok kebawah dan ia melihat binatang yang lebih besar dari yang ia tangkap berdiri tegak menantang dengan memasang wajah marah. Maman pun tambah bingung, maka tampaklah wajahnya dengan dahi berkerut dan bibir maju membentuk huruf O (tapi agak lebar lagi dikit).
melihat manusia tidak mau melepaskan anaknya sang kepinding dewasa mengulangi kata-katanya "hai…!!! disuruh lepasin anak saya malah bengong….!!!".
Maman pun tersadar dan menjawab, "enak aja lepasin…. Aku tiap malam digigit oleh kalian semua yang menyebabkan bintik-bintik merah dan gatal… sekarang kamu minta anak ini ku lepasin?!.... tidak mungkin..!" maman mencoba berargument.
Tapi alangkah kagetnya Maman ketika kepinding tua itu menjawab : "aku pernah nyelip di bajumu dan mendengar pengajian bahwa seorang ulama di sini merahmati para hewan dengan memberi mereka makanan di lubang-lubang mereka… apakah kamu tidak ingin seperti ulama itu?"
Maman tercengang untuk sementara. Namun akhirnya ia mampu menjawab, "tapi yang ulama itu berikan adalah serpihan roti bukan darah…. Ditambah lagi, dengan pemberian itu berarti ulama itu telah merelakan makanan itu untuk binatang bersebut… Sedangkan kamu mengambil darahku tanpa izin…"
Kepinding pun menjawab : "aku pernah juga ikut di sela-sela buku kamu, dan di tengah-tengah pelajaran aku mendengar seorang guru menjelaskan betapa pentingnya hijamah sehingga di Kanada dibangun rumah sakit spesialis hijamah. Nah, daripada kamu buang darah kamu dengan sia-sia lebih baik kamu berikan darah itu pada kami. Kamu akan dapat pahala…."
Maman merasa kewalahan menjawab argument kepinding itu. Dia pun berpikir… 'busyet….kepinding bisa sepandai itu…. Kalau bukan kepinding Tarim mana ada…'
Tapi Maman tidak kehabisan akal, "memang benar hijamah memberi manfaat yang luar biasa. Tapi, tidak setiap orang bisa melakukan hijamah. Karena, tempat yang diambil darahnya adalah tempat-tempat tertentu yang tidak mudah diketahui orang-orang awam. Dan juga karena darah yang diambil oleh tukang hijamah adalah darah kotor. Apakah kamu bisa membedakan darah sehat dan darah kotor..?? apakah kamu tahu kadar pengambilannya seberapa banyak…??"
Kepinding pun bungkam seribu bahasa….
Akhirnya ia hanya bisa merengek… memelas… dan menangis minta belas kasihan agar anaknya dilepaskan… Maman pun kebingungan… antara membunuh hasil tangkapannya atau melepaskannya karena kasihan….
sementara ia berfikir….
"assholah…. Assholah…." Tiba-tiba suara yusuf membangunkan Maman dari tidurnya. Maman pun bersyukur alhamdulillah bahwa kejadian tadi hanya mimpi. Karena ia yakin bahwa kasurnya BEBAS KEPINDING.

Catatan :
Maman : adalah panggilan untuk nama lengkap Manusia.
iPin : adalah panggilan untuk nama depan kePinding.
aDing : adalah panggilan untuk nama belakang kepinDing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun