Mohon tunggu...
ABDUL HAFID
ABDUL HAFID Mohon Tunggu... Operator - Penulis

ambil yang baik, buang jauh-jauh yang buruk, ingatkan jikalau ada kesalahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bunuh Diri Bukan Solusi: Menghadapi Krisis Kesehatan Mental di Gorontalo

16 Juni 2023   15:59 Diperbarui: 16 Juni 2023   16:12 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Albert Camus, sebagai seorang filsuf dan penulis terkenal, mengeksplorasi tema bunuh diri dalam karyanya "The Myth of Sisyphus" (Mitologi Sisyphus). Camus menggambarkan kehidupan manusia sebagai absurd, karena kita terus mencari makna dalam dunia yang tidak rasional dan tidak dapat dipahami sepenuhnya. Camus sepenuhnya menolak bunuh diri sebagai jalan keluar. Dalam pandangan Camus sendiri, mungkin tidak ada makna objektif yang diberikan kepada kita, tetapi kita bisa menciptakan makna sendiri melalui tindakan dan pilihan kita, sebagai kebermaknaan dan kebahagiaan dalam momen-momen kecil apapun itu."

Akhir-akhir ini kasus bunuh diri yang semakin marak di Provinsi Gorontalo telah mengguncang masyarakat dan memicu keprihatinan yang mendalam. Permasalahan ini tidak bisa diabaikan lagi, mengingat dampaknya yang merusak dan menghilangkan nyawa manusia. Fenomena ini menunjukkan adanya krisis kesehatan mental yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak terkait. 

Dalam tulisan ini, kita akan mengulas faktor-faktor yang memengaruhi kasus bunuh diri di Gorontalo, menyajikan data terkini, serta menawarkan solusi-solusi yang dapat kita terapkan untuk mengatasi krisis ini.

Tingginya angka bunuh diri di Gorontalo membutuhkan pemahaman mendalam tentang akses terhadap layanan kesehatan mental yang memadai, semuanya berkontribusi penyebab yang mendasarinya. Faktor-faktor seperti tekanan psikologis, gangguan mental, stigmatisasi sosial, serta kurangnya terhadap situasi ini. Sebagai masyarakat, kita harus lebih peka terhadap kondisi mental sesama dan memberikan dukungan emosional kepada mereka yang membutuhkan.

Sumber: viva.co.id 
Sumber: viva.co.id 

Data statistik yang terkait dengan kasus bunuh diri di Gorontalo menjadi dasar penting dalam merumuskan kebijakan dan upaya pencegahan yang efektif. Berdasarkan data yang dirangkum oleh penulis, laman gopos.id telah memuat berita sejumlah 12 kasus bunuh diri. di tahun 2023. 

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus bunuh diri di Gorontalo telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Data ini memanggil kita untuk bertindak dan mencari solusi yang konkret.

Tentunya beragam macam alasan orang nekat dalam mengambil tindakan seperti ini. Dimana bunuh diri telah menjadi alternative bagi orang-orang yang memiliki tingkat  kecemasan yang tinggi untuk bagaimana bisa menghilangkan beban dan tekanan. Tapi nyatanya  bunuh diri bukanlah solusi, melainkan menjadi sebuah masalah.

Dilansir dari Kompas.id, Benny Prawira Siauw, suicidolog ternama Indonesia, mengatakan bahwa pembicaraan mengenai kesehatan mental di Indonesia  masih dianggap tabu dan sering disepelekan. "Contohnya kalau ada orang yang mengeluhkan sesuatu, orang lain merespons dengan meminta 'jangan mengeluh," ucap Benny. "Ketika seseorang bertanya  apa kabar, kita selalu menjawab 'kabar baik.' Jarang sekali ada orang yang mau mengakui dirinya sedang tidak baik-baik saja. Ada ekspetasi sosial yang harus dipenuhi sehingga kita tidak mau mengakui kondisi mental sebenarnya," ujar Benny.

Mengapa masih dianggap tabu? Apakah kesehatan mental masih dianggap sepele di Indonesia? Tentunya ini masih menjadi pertanyaan besar disetiap kalangan masyarakat. Ketika semua orang menormalisasikan setiap pembicaraan mengenai depresi dan kecemasan, tentunya ini akan menyulitkan orang-orang tertentu dalam membutuhkan pertolongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun