Mohon tunggu...
Abdul Hadi
Abdul Hadi Mohon Tunggu... -

Pecinta buku

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dicintai Warga, Kampanye Ahok Dimodali Rakyat

13 Maret 2017   15:54 Diperbarui: 13 Maret 2017   16:05 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilkada DKI Jakarta akhirnya berlangsung dua putaran, dikarenakan pasangan calon tidak berhasil mencapai perolehan suara 50 persen plus 1 pada putaran pertama. Namun pelaksanaannya menyisakan cerita menarik untuk dijadikan proses pembelajaran politik bagi calon pemimpin dimasa mendatang.

Sebuah fenomena langka ditemukan dengan keterlibatan masyarakat secara langsung sebagai donatur penyumbang dana kampanye untuk pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama  dan Djarot Saiful Hidayat.

Pada Pilkada putaran putaran pertama, pasangan yang dikenal dekat dengan warga Jakarta  lewat slogan “Kampanye Rakyat” tersebut berhasil memimpin perolehan suara yang mengungguli pesaing politiknya dalam Pilkada yaitu pasangan nomor urut satu dan nomor urut tiga. Meskipun berbagai fitnah dan isu miring terus dialamatkan  kepada pasangan nomor urut dua.

Menurut pemberitaan yang dilansir berbagai media, pasangan Ahok-Djarot, berhasil menghimpun dana kampanye hasil dari patungan masyarakat sebesar Rp 60,19 miliar. Sebanyak 73,5 persen dari dana tersebut berasal dari perseorangan.

Tentunya dana yang telah terkumpul tersebut merupakan angka yang sangat fantastis, dan sekaligus dapat disebut sebagai simbol perlawanan rakyat atas “kezholiman” yang dilakukan pada pasangan nomor urut dua dengan berbagai kampanye hitam yang terus dimainkan untuk menjatuhkan mereka agar tidak populis di mata warga Jakarta.

Tapi kenyataan berbicara lain, masyarakat tentunya sudah tidak bodoh. Mereka mengerti mana permainan yang sengaja dibentuk lewat hembusan isu, dan mana pula cerita yang sebenarnya. Lazimnya dalam proses Pilkada, biasanya para pasangan calon akan merogoh kocek sendiri untuk membiayai dana kampanye yang mereka lakukan.

Apa yang terjadi pada pasangan Ahok lewat iuran warga ikut menyumbang dana kampanye, ini merupakan kejadian langka dalam sejarah suksesi hajatan politik di Indonesia. Tentunya ini bisa terjadi dikarenakan begitu tingginya animo masyarakat dalam mendukung pasangan Ahok-Djarot yang dinilai memiliki komitmen tinggi dalam mengawal perubahan, bersih, dan dianggap berpihak pada kebenaran.

Konsolidasi rakyat dalam penggalangan dana kampanye merupakan kekuatan yang luar biasa sekaligus dapat menjadi pembelajaran politik berharga bagi rakyat Indonesia. Jika kampanye dimodali rakyat, artinya, setelah terpilih pasangan calon akan bertanggung jawab penuh kepada rakyat itu sendiri yang sudah ikut berkorban dalam memperjuangkan kemenangan mereka.

Realitas ini juga mematahkan berbagai fitnah miring yang dialamatkan pada pasangan Ahok-Djarot. Masyarakat terbukti semakin solid memberikan dukungan bukan hanya lewat tenaga,  tapi juga melakukan penggalangan dana.  Dengan kata lain dapat pula disebut, masyarakat lebih tau siapa sejatinya kandidat yang dianggap layak memimpin Jakarta yang sesuai antara ucapan dan tindakan.

Semoga masyarakat Jakarta dapat melihat lebih obyektif dengan kenyataan yang ada agar  tidak mudah terhasut lewat fitnah yang terus dibangun untuk melemahkan pasangan  tertentu menjelang Pilkada putaran dua nanti. Selain tidak baik bagi pembelajaran politik untuk masyarakat, tindakan ini juga menciderai proses demokrasi. Bertandinglah secara sehat dengan mengadu ide dan gagasan.

Jika boleh dianalogikan, mencari pemimpin daerah tidak jauh berbeda dengan mencari sopir sebuah bus angkutan umum. Kebutuhan penumpang adalah, bagaimana sopir dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada mereka untuk mengantarkan sampai tujuan dengan selamat. Jika sopir dianggap baik, handal, dan bertanggung jawab, tentunya penumpang tidak akan bertanya apa agama, suku, dan ras sopir tersebut. Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun