Mohon tunggu...
abdul hadi
abdul hadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sekarang adalah mahasiswa fakultas Ushuluddin UIN Sunan Ampel Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tuhan Membusuk; terkikisnya nilai agama.

1 September 2014   10:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:56 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas kalau kita perhatikan tema OSCAAR yang diusung oleh senat Mahasiswa fakultas Ushuluddin dan filsafat memberikan gambaran bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar dalam hal keberagamaan mereka, namun sejatinya hal itu tidak pernah terjadi karna memang baner yang bertuliskan Tuhan Membusuk tersebut menggambarkan realitas sosial serta realitas keberagamaan Masyarakat Indonesia saat ini yang mulai terkikis nilai-nilai ketuhananya. Sebagai contoh konflik yang terjadi di timur tengah segala kekerasan yang terjadi mereka lakukan dengan alasan Agama (Tuhan) hal serupa juga terjadi di Negara Indonesia, kita bisa saksikan ketika para pejabat negeri ini bersumpah di atas kitab suci untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin, namun kenyataan berkata berbeda dalam artian mereka seringkali mengabaikan nilai-nilai ketuhan. Dalam hal ini lagi-lagi symbol yang digunakan adalah Agama serta Tuhan.

Ironisnya lagi mereka akan melakukan segala macam cara kepada kelompok tertentu untuk dapat menumpuk harta dan jabatan atau bahkan Membunuh saudara mereka sendiri demi melancarkan aksinya sebagai penguasa, akibatnya yang muncul adalah klaim kebenaran bagi dirinya sendiri atau kelompok tertentu yang menganggap bahwa mereka yang paling benar serta paling suci dan cenderung mengucilkan orang lain, bukankah kebenaran yang mutlak hanya milik Tuhan?Kejadian ini adalah fonomena yang sangat memprihatinkan terlebih jika hal ini terjadi pada Negara yang mengaku menjunjung tinggi nilai toleransi serta pluralisme.

Peristiwa dengan mudahnya Membunuh dengan mengatasnamakan Agama serta melakukan tindakan korupsi secara massif dan sistematis atas nama Agama adalah bentuk dari terkikisnya atau bahkan hilangnya nilai-nilai ketuhanan yang ada dalam diri manusia. Proses berdialektika terhadap realitas keberagamaan dan realitas sosial untuk menciptakan anak bangsa yang lebih kritis terhadap ketimpangan yang terjadi dalam kegiatan OSCAAR Mahasiswa Ushuluddin, banyak menerima reaksi dari pihak luar tanpa mau mengklarifikasi terlebih dahulu, akibatnya mereka yang mengagap sebagi orang yang benar menilai bahwa semua Mahasiswa Ushuluddin adalah sesat. Bukankah hal demikian tidak dibenarkan dalam ajaran Agama Islam? Islam mengajarkan kepada semua Ummat Manusia agar lebih hati-hati dalam menggali informasi, hal ini bisa kita buktikan wahyu pertama yang diterima oleh junjungan Nabi kita Muhammad adalah Surat Al-Iqra’. Iqra’ yang artinya bacalah tidak hanya membaca secara parsial saja melainkan kita dituntut untuk membaca lebih mendalam terhadap segala realitas apapun yang terjadi serta menggali informasi sebanyak-banyaknya. Kita juga bisa melihat bagaimana proses perowian Hadist, sebuah Hadist bisa dikatakan shohih apabila perowinya tidak ada kecacatan sediktpun dalam perowiannya dan apabila ditemukan ketidak jujuran salah satu dari perowinya maka hadist tersebut akan dikatakan Dhoif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun