Belajar adalah suatu hal yang dilakukan untuk memeroleh hal yang baru, untuk memeroleh wawasan. Namun, hidup di dunia ini adalah belajar yang sesungguhnya. Di Indonesia mewajibkan warga negaranya untuk menempuh pendidikan minimal 12 tahun. Yang dimulai dari 6 tahun Sekolah Dasar, 3 tahun Sekolah Menengah pertama, dan 3 tahun Sekolah Menengah Atas. Selain belajar di sekolah, pelajar Indonesia biasanya juga belajar di rumah. Beragam cara dilakukan untuk menambah belajar, misalnya belajar dengan mendengar musik, ketika suasana tenang, ketika hanya ada tugas saja atau hanya ada ujian saja, dan ketika mood pelajar itu bagus dan lingkungan di sekitarnya juga mendukung.
Sebagai pelajar Indonesia marilah kita belajar dengan sunguh-sungguh. Karena nasib bangsa Indonesia ditentukan generasi mudanya yang sekarang menjadi pelajar. Agar tidak dijajah oleh negara-negara lain dan bisa memakmurkan rakyat Indonesia kita harus belajar dengan sungguh-sungguh. Karena dibalik kesantaian kita, ada seseorang yang sedang berjuang keras untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan, dan kita harus bersaing dengan mereka.Â
Jika kita merasa lebih tidak pandai dari mereka, maka jangan kita berpikiran negatif kepada Allah, kita harus selalu selalu berpositif tinking terhadap Allah. Karena apa yang kita inginkan, belum tentu baik menurut Allah. Untuk memeroleh kesuksesan, kita harus 1. Menjadi orang yang pertama, jika tidak bisa, kita harus 2. Menjadi orang yang terbaik, jika tidak bisa, kita harus 3. Menjadi orang yang pembeda. Dengan demikian, jika kita bukan yang pertama dan bukan yang terbaik, maka kita harus menjadi orang yang berbeda atau orang yang asing. Jadilah batu permata diantara bebatuan yang ada di dunia ini. Â
Untuk memeroleh kesuksesan, kita juga harus ikhtiar atau berusaha sekuat tenaga. Salah satunya adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dan kita harus berkomitmen untuk melakukan hal itu, walaupun kita berada dalam keadaan yang sangat sulit. Dan mintalah ridho dari orang tua, Â karena "ridho Allah bergantung pada ridho orang tua". Dan ingatlah jasa orang tua kita, yang rela bekerja keras untuk membiayai sekolah kita.Â
Kita seharusnya malu jika tidak memperoleh prestasi, malu jika membuat mereka kecewa, jadi seharusnya kita harus meraih prestasi-prestasi, baik akademik maupun nonakademik. Karena kemampuan seseorang itu berbeda-beda.
Jika kita tidak diterima di sekolah yang kita inginkan, pandangan yang salah tentang hal ini adalah "intelektual seseorang dinilai dari pengetahuan" tetapi yang benar adalah kita bisa berhasil menghadapi masalah-masalah yang sedang kita hadapi.Â
Dalam belajar, kita juga harus menghormati dan menghargai guru kita. Jika guru kita tidak menyenangkan, bukan gurunya yang kita benci, namun sifatnya lah yang harus kita benci. Karena ketika benci kepada seorang guru, lama-kelamaan kita akan benci kepada pelajaran yang diajarkan guru tersebut. Jika merasakan kegagalan janganlah kita merasa minder. Karena kegagalan itu keberhasilan yang tertunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H