Alisa adalah murid pindahan. Seperti biasa, ia tidak semangat untuk pergi ke sekolah, bukan karena mata pelajarannya yang sulit, tetapi karena ia seperti kurang diterima oleh teman-temannya di sekolah. Hal itu disebabkan oleh perbedaan ras dan juga agama yang dimilikinya. Ia selalu mendapat ejekan dan seperti dibedakan oleh teman-temannya, bahkan ia tak jarang dijadikan sebagai bahan lelucon oleh teman-temannya karena ras dan agamanya yang merupakan minoritas di kota kecil tempat tinggalnya. Tapi ketika di sekolah, ada seorang anak yang tidak pernah dilupakan oleh Alisa.Â
Bukan karena kebaikannya, melainkan perlakuannya kepada Alisa membuat dirinya trauma dan tidak bisa melupakan anak tersebut. Nama anak itu adalah Gina.Â
Gina berada di kelas yang sama dengan Alisa. Setiap hari, Gina akan selalu mencari Alisa hanya untuk mengejeknya atau menjadikannya bahan lelucon di depan semua murid yang ada di sekolah mereka. Bahkan Gina tak segan-segan untuk melukai Alisa sebagai hiburan tersendiri baginya. Pernah suatu saat ketika jam istirahat di lorong sekolah, Gina mendorong Alisa tanpa sebab hingga terjatuh  yang mengakibatkan luka di lututnya.
Seperti biasa, pada jam istirahat hari itu, Alisa mulai mengambil kotak bekalnya dan bersiap untuk makan di belakang sekolah. Ia selalu makan di sana karena ia takut kalau ia makan bekalnya di kantin sekolah, ia pasti akan diejek dan dicibir oleh teman-temannya. Saat Alisa akan melangkahkan kakinya keluar dari kelas, Gina dan gengnya menghalanginya dan berkata,
"Mau pergi kemana kau? Kenapa kau tidak mau makan bersama kami? Apakah kau takut kepada kami?"
Alisa hanya bisa diam, jika ia berbicara, ia takut mereka akan mengejeknya lagi.
"Mengapa kau hanya diam saja? Apa kau tak bisa berbicara? Oh, lihat gengs, ia membawa bekal!, sepertinya enak tuh." Kata Gina pada teman-temannya.
Lalu Gina merebut makanan bekal itu dari Alisa dan berkata,
"Hey lihat!, dia memberi bekalnya padaku, sepertinya dia sudah kenyang."
Kemudian Gina membuka kotak bekal itu dan melihat isinya lalu berkata,