Mohon tunggu...
Abdul GhalibSulaiman
Abdul GhalibSulaiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis hal-hal yang bersifat opini pribadi

Selanjutnya

Tutup

Film

Melihat Bagaimana Sebuah Stigma dalam Masyarakat Mempengaruhi Pertemanan Antar Laki-Laki Melalui Film CLOSE

14 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://m.imdb.com/title/tt9660502/

Film Close menceritakan tentang persahabatan antara Leo dan Remi yang mengalami perenggangan yang disebabkan oleh pandangan teman-temannya tentang kedekatan mereka yang dianggap oleh teman-temannya tidak seperti pertemanan pada umumnya. Hal seperti inipun tidak jarang ditemui di Masyarakat kita, ketika melihat pertemanan antar laki-laki yang terlihat dekat langsung diberi cap bahwa mereka sedang menjalin kasih, padahal dalam kenyataannya hal tersebut normal-normal saja karena sejatinya sama seperti gender yang lain, laki-lakipun boleh menjalin pertemanan yang sangat dekat. Stigma Masyarakat inilah yang membuat laki-laki takut untuk mengungkapkan kasih sayangnya terhadap teman sesama lelakinya

       Saat berada di Lux Audience Award, Lukas Dhont, sutradara dari film Close mengatakan "I think this film is showing just how hungry we are, all human beings for staying connected and how we live in a society and a culture that often tries to deprive us of that." Di filmnya sendiri Lukas Dhont menunjukkannya dengan bagaimana teman-teman Leo dan Remi bereaksi terhadap pertemanan mereka yang sangat dekat, bahkan sampai berani menanyakan apakah mereka berdua menjalin hubungan kekasih, hal ini sangat relevan dengan apa yang terjadi di masyara-kat, padahal dalam hal pertemanan harusnya tidak ada pengkotak-kotakan tentang bagaimana cara orang berteman, dalam pertemanan laki-laki tidak seharusnya ada stigma yang mengecap bahwa laki-laki dekat dengan temannya laki-laki merupakan sebuah pasangan.

       Dalam hal ini, seharusnya masyarakat diberikan edukasi tentang hal-hal mengenai pertemanan dan bahwa pertemanan dekat sesama gender itu normal-normal saja dan sah-sah saja, setiap manusia pun mempunyai cara mereka sendiri dalam mengungkapkan kasih sayangnya kepada sesama teman. Edukasi ini bertujuan agar nantinya pandangan-pandangan negatif terhadap pertemanan laki-laki bisa mereda, dalam film Close sendiri diberikan contoh bagimana stigma tersebut berdampak pada orang lain, bahkan dalam keadaan terburuk bisa menimbulkan korban jiwa akibat dari stigma tersebut. Selain berdampak pada renggangnya hubungan, stigma tersebut juga bisa berdampak pada kondisi mental yang bisa saja sampai serius, seperti depresi yang menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.

      Di masa sekarangpun pertemanan antar laki-laki yang terbilang dekat sudah memiliki istilah sendiri yang biasa disebut dengan bromance, jadi sudah tidak zaman lagi masyarakat asal memberikan stigma terhadap suatu pertemanan yang bersifat platonik --- tanpa melibat-kan perasaan yang mengarah ke hal romantis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun