Sebuah gempa baru dalam dunia digital telah terjadi: Aplikasi Sirekap. Di balik kilau inovasinya, terdapat isu-isu yang memicu kontroversi. Dari pertanyaan tentang integritas data hingga kekhawatiran tentang aksesibilitas, Sirekap telah memantik perdebatan yang sengit. Mari kita coba untuk memahami lebih dalam, mengevaluasi permasalahan, dan mencari solusi potensial dengan pikiran yang terbuka.
Sirekap adalah sebuah aplikasi digital yang digunakan dalam proses penghitungan suara dalam pemilihan umum di Indonesia. Aplikasi ini berfungsi sebagai alat yang digunakan oleh petugas pemungutan suara atau KPPS untuk mengunggah foto dari dokumen hasil pemilihan aktual, Formulir C-1, setelah suara dihitung di tempat pemungutan suara atau TPS.
Sirekap dirancang sebagai bentuk keterbukaan informasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena masyarakat dapat memantau langsung penghitungan suara di tingkat TPS (real count) secara daring melalui Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU RI. Meski demikian, aplikasi ini juga membawa beberapa isu dan kontroversi, termasuk pertanyaan tentang integritas data dan kekhawatiran tentang aksesibilitas.
Kupas tuntas Permasalahan Aplikasi Sirekap
- Data yang ditampilkan tidak sesuai dengan data yang dimasukkan
Perubahan data setelah diunggah ke dalam aplikasi Sirekap dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu kesalahan pada kode aplikasi dan kesalahan manusia. Kesalahan pada kode aplikasi dianggap sebagai kesalahan yang murni bug (galat) dalam kode sehingga data yang dimasukkan tidak ditampilkan dengan nilai yang benar, sedangkan kesalahan manusia meliputi  scan data dengan foto yang buram dan penulisan data yang tidak sesuai dengan ketentuan atau susah dibaca.
- Kurangnya fitur kamera yang mendukung pada aplikasi sirekap
Sejauh informasi yang diterima, aplikasi sirekap tidak memiliki fitur auto fokus sehingga ketika proses pengambilan foto dokumen menjadi blur. Faktor yang menyebabkan tidak adanya fitur ini  bisa disebabkan oleh tingkat spesifikasi smartphone yang digunakan harus lebih tinggi sehingga untuk mencapai pemerataan smartphone perlu dikaji lebih lanjut.
- Kualitas foto menurun setelah diunggah dalam sirekap
Jika dilihat dari sudut pandangan yang lain, sebetulnya smartphone yang digunakan sudah mumpuni dan hasil foto yang dilakukan juga sudah bagus, lantas apa yang menjadi permasalahan sehingga gambar menjadi blur. Hal ini bisa didasari dari permasalahan sebelumnya, yaitu spesifikasi smartphone dan kode aplikasi yang digunakan. Ketika smartphone yang digunakan kurang dari spesifikasi smartphone yang disyaratkan maka perlu adanya konversi ukuran foto atau kompresi ukuran foto. Dengan adanya hal tersebut dapat menyebabkan gambar yang diunggah menjadi pecah dan tidak terbaca dengan jelas saat proses scan dilakukan.
- Data tidak bisa diedit atau direvisi
Jika dilihat dari sudut pandang yang terbuka, Peraturan data yang tidak bisa diedit atau direvisi bertujuan untuk menghindari adanya kecurangan dan manipulasi data. Namun, hal ini menimbulkan masalah baru karena pada saat yang bersamaan data yang diunggah tidak dalam kondisi yang ideal seperti yang sudah disebutkan sebelumnya (kualitas foto menurun).
- Penggunaan teknologi OCR (Optical Character Recognition) dan OMR (Optical Mark Recognition) yang kurang optimal
Teknologi OCR digunakan untuk melakukan pembacaan dari  teks, sedangkan teknologi OMR digunakan untuk melakukan pembacaan dari tanda-tanda yang dibuat, seperti tanda silang. Penggunaan teknologi ini dianggap kurang optimal karena gaya penulisan tangan tiap-tiap petugas KPPS berbeda meskipun sudah diberikan petunjuk penulisan. Penggunaan teknologi OMR dianggap kurang optimal karena masih banyak metode lain yang bisa dikombinasikan sebagai validasi teks yang sudah dibaca oleh sistem.
Solusi Permasalahan Aplikasi Sirekap
- Data yang ditampilkan tidak sesuai dengan data yang dimasukkan
Untuk mengatasi permasalahan data yang tidak sesuai dapat dilakukan dengan memposisikan kamera sehingga mendapat pencahayaan yang optimal pada saat pengambilan data, tambahkan metode lain sebagai verifikasi kedua setelah penulisan angka. Selain itu, dengan segala tindakan pencegahan ubah dan modifikasi kode program yang mengambil data sehingga bisa membaca dalam keadaan foto yang blur sekalipun.
- Kurangnya fitur kamera yang mendukung pada aplikasi sirekap
Satu-satunya solusi yang bisa ditawarkan adalah menambahkan fitur auto fokus pada pengembangan aplikasi agar foto yang didapat lebih jernih atau melakukan program standarisasi spesifikasi smartphone di setiap titik pemungutan suara.Â
- Kualitas foto menurun setelah diunggah dalam sirekap
Menindaklanjuti permasalahan sebelumnya, solusi tersebut kurang optimal karena memerlukan biaya dan waktu yang lebih banyak. Oleh karena itu, alangkah lebih baik permasalahan diatasi dengan mengubah jenis foto, ukuran foto, dan resolusi foto. Selain itu, tambahkan juga fitur edit kualitas foto seperti kecerahan, ketajaman, kekaburan, dan warna foto agar mendapat hasil yang lebih maksimal.
- Data tidak bisa diedit atau direvisi