Nyamuk, mungkin jika ada kontes hewan paling dibenci, dialah juaranya. Bagaimana tidak, nyamuk selain membuat gatal, nyamuk juga menyebabkan sakit parah bahkan kematian.
Namun, siapa sangka jika nyamuk yang notabenenya serangga kecil menjadi hewan terbanyak yang membunuh manusia. Membuktikan bahwa ukuran bukanlah patokan untuk sesuatu yang mematikan. Mengalahkan hiu, buaya, ular dan hewan mematikan lainnya. (BBC Science Focus)
Mungkin terdengar ironi, menjadi hewan dengan rekor terbanyak membunuh manusia, akan tetapi hewan yang mulutnya terdapat 6 jarum ini menjadi pengontrol populasi umat manusia, yang mana populasi manusia meningkat pesat di setiap tahunnya.
Manusia yang terus berekspansi menyebarkan bibit-bibitnya membuat ekosistem dunia goyah. Mengingatkanku pada main villain di film Avengers: End Game, yakni Thanos yang juga ingin menekan populasi alam semesta dengan memusnahkan banyak makhluk hidup.
Meski begitu, manusia malah lebih banyak membunuh nyamuk, daripada nyamuk membunuh manusia. Fogging, raket nyamuk, semprotan, bahkan dibuat santapan. Di samping itu, manusia juga membudidayakan nyamuk, tapi kenapa?
Setiap tahunnya, sekitar 20 juta nyamuk diturunkan di Fresno, California, untuk menekan populasi nyamuk pembawa penyakit seperti malaria, zika, juga DBD. Nyamuk yang sudah dimodifikasi genetiknya dicampur baurkan dengan nyamuk asli agar mereka tidak bisa berkembang biak, kalaupun bisa, anak-anak mereka tidak membawa penyakit dan hanya menyebabkan gatal-gatal. (Detik News)
Mungkin pernah terpikir dalam benak kita, jika hewan ini lebih baik mati saja, buat apa diciptakan? Tiada gunanya. Namun, bukan Tuhan namanya, jika menciptakan sesuatu tiada gunanya. Jangan salah sangka, terlepas dari itu semua, nyamuk berperan penting dalam ekosistem dunia. Beberapa penyerbukan dilakukan oleh nyamuk. Menyebar bibit-bibit tanaman baru untuk berkembang biak. (Kids Grid)