kini,pagi yang mengembun,
sayup sepi..
hanya terdengar beberapa lantunan suci
menari-nari ditelingaku yang rapuh tak terkendali.
aku hanya melihat seonggok daging hina ini
bingung..
antara senang dan sedih menyambut bulan yang penuh maghfiroh ini
apakah ini sebuah kenistaanku?
aku merasa tidak pantas disini,
di bumi yang begitu indah ini,
hatiku gemetar antara takut dan bahagia
atas limpahan kauniaMu di bulan ini.
aku seperti terpaku di dinding mustajabMu
diam dan menerawang,
alangkah besar engkau dengan keagungan bulanMu
membuatku tak berkicau lagi seperti burung menyambut pagi.
Ya Alloh ya Ghafar...
demi bulanMu yang mulia ini,
demi langit bumi yang Kau ciptakan,
aku serahkan selruh jiwa dan raga yan hina ini
dalam maghfirohmu,
kenistaan ini,
seluruh dosa ini,
semoga tak mengurangi keagunganMu dihatiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H