Mohon tunggu...
Abdul Aziz
Abdul Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Moderate mindset

Aktifitas sehari-hari saya, mengajar, meneliti dan mengabdi...

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Haul Gus Dur di Tengah Badai Kehancuran Hukum dan Demokrasi

11 Desember 2024   11:23 Diperbarui: 11 Desember 2024   11:23 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ibaratnya, Gus Dur adalah korban senjata yang makan tuannya sendiri. Politisi yang menjatuhkan Gus Dur adalah para mafia hukum dan demokrasi, yang sudah piawai dan berpengalaman memanipulasi dua "instrumen negara modern" itu merebut kekuasaan.

Apa yang menarik dari Gus Dur semasa hidupnya? Publik pasti sepakat, kebesaran Gus Dur adalah karena komitmennya yang tinggi untuk mengangkat martabat manusia (humanis), anti kekerasan, tunduk konstitusi, dan menjadikan hukum dan demokrasi sebagai panglima yang mengiringi perjalanan bangsa dan negara.

Itulah sebabnya, kehidupan Gus Dur, baik sebelum menjadi pemimpin negara maupun sesudahnya, menyimpan kenangan dan keteladanan yang selalu memberikan inspirasi kepada anak bangsa.

Putri bungsu Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid mengatakan, pemikiran Gus Dur yang muncul puluhan tahun lalu masih sangat relevan dengan situasi demokrasi saat ini.

Haul tersebut diselenggarakan dalam rangka mencari cara mengurai benang kusut, yang tengah melanda negeri ini.

Tema haul yang bertopik "Meneladan Budaya Etika Demokrasi Gus Dur", tepat sekali manakala melihat Indonesia saat ini sedang diterjang badai politik yang meruntuhkan etika, demokrasi, dan hukum.

Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, demokrasi bagi Gus Dur bukan soal menang kalah, tetapi upaya untuk menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kemaslahatan.

Oleh karena itu demokrasi yang dilaksanakan oleh Gus Dur, merupakan demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai luhur, moral, dan etika.

Gus Dur merupakan sosok yang mampu menyelaraskan dua hal yang sering dipertentangkan oleh banyak kalangan, seperti ilmu dan hikmah, akal dan kalbu, serta rahasia dan rasa.

Kedua hal tersebut, seperti halnya akal dan kalbu, berasal dari budaya yang berbeda, yakni dari Barat dan Timur, tetapi Gus Dur mampu menyelaraskannya.

Ini tidak mudah dilakukan, kecuali oleh seorang waliyullah yang selalu menegakkan kebenaran dengan landasan kesucian dengan tujuan mencari ridla Allah semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun