Mohon tunggu...
Abdul Aziz
Abdul Aziz Mohon Tunggu... Dosen - Moderate mindset

Aktifitas sehari-hari saya, mengajar, meneliti dan mengabdi...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Beban Berat Seorang Dosen

1 September 2014   19:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:54 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa jenuh kerapkali menyerang saya ketika saya sedang melakukan rutinitas sebagai seorang dosen, mengoreksi. Namun, sebagai bagian dari tugas seorang dosen, mengoreksi atau mengevaluasi pekerjaan mahasiswa tidak dapat ditunda-tunda apalagi diabaikan. Saya tetap mencoba enjoy. Pahit getir dalam menunaikan tugas mesti saya mati rasakan. Tak perlu mengeluh. Apa yang dapat saya kerjakan, saya kerjakan. Titik.

Ketika saya merenung. Terbersit dalam pikiran bahwa pekerjaan saya ini ternyata sungguh berat. Bagaimana tidak. Sebagai seorang dosen, saya memiliki beban kerja yang serasa tidak ada waktu untuk beristirahat. Satu bidang pekerjaan saja, bidang pengajarann misalnya, sungguh menguras tenaga, pikiran dan waktu. Salah satu beban berat saya setelah mengajar adalah melakukan evaluasi terhadap pekerjaan mahasiswa. Selama satu semester, saya setidaknya mesti mengevaluasi lima komponen nilai mahasiswa yang terdiri dari kehadiran, keaktifan, tugas, ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Selain itu, masih ada beberapa tugas yang berkaitan dengan hal-hal yang dapat menunjang prestasi mahasiswa. Misalnya melakukan bimbingan dan mengamati perilaku mahasiswa selama kuliah.

Beban lain yang mesti saya penuhi dalam satu semester adalah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal ini, minimal saya harus dapat menyampaikan dua buah laporan karya ilmiah, hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat.

Beban berat ini tiba-tiba serasa lebih ringan ketika pandangan saya tertuju ke dinding rumah yang terpampang sebuah Piagam Tanda Kehormatan dari Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Satya Lancana Karya Satya XX. Semakin ringan lagi setelah saya berucap syukur dan memanjatkan doa. Semoga Tuhan senantiasa menganugerahi kesehatan kepada diri saya agar saya mampu memenuhi semua tugas yang menjadi kewajiban saya.

Bagaimana dengan Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun