Mohon tunggu...
Aziz Baskoro Abas
Aziz Baskoro Abas Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Nulis

Doyan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Sangat Dianjurkan Mengaji Secara Tatap Muka?

19 Agustus 2017   19:40 Diperbarui: 4 September 2017   19:02 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu digaris bawahi kata "mengaji" disini adalah mengkaji kitab kitab yang dikarang oleh para ulama (kitab kuning), bukan membaca Al-Quran.

Salah satu kewajiban manusia pertama kali adalah mengenal Allah. Oleh karena itu Allah telah memfasilitasi manusia agar dapat mengenalnya dengan memberikan petunjuk berupa Al-Quran dan Utusan berupa para nabi untuk dipelajari manusia melalui akal yang dianugrahkan oleh Allah SWT.

Karena Mustahil seorang manusia bisa dekat dengan Allah tanpa mempelajari petunjuknya (Al-Quran) dan mengetahui kisah Rasulullah SAW. Jika dibayangkan memang terasa berat, namun jika dicoba perlahan bukan tidak mungkin.

Lantas dari mana kita bisa mempelajari Al Quran dan mengetahui kisah Rasulullah? Jawabanya adalah melalui penjelasan para Ulama dari kitab kitab yang beliau karang. Sebut saja Imam Nawawi Al Bantani yang mengarang kitab "Nasoihul Ibad", Atau ulama ulama lain yang garis keilmuanya tidak terbatas seperti Imam Syafi'i salah satunya. Oleh karena itu muncul dalil bahwa ulama adalah pewaris nabi.

Bagaimana kita mempelajari kitab kitab karanganya sedangkan beliau sudah tiada sejak jaman dahulu? Jawabanya adalah kita wajib mencari "guru ngaji" yang mengajari kita tentang penjelasan kitab kitab tersebut.

Seiring perkembangan zaman, peluang kita sebagai manusia awam untuk mengaji semakin terbuka. Kita bisa melihat dan mendengarkan kajian lewat youtube tanpa harus mendatanginya atau lewat media lain. Dari perspektif keilmuwan benar, karena ilmu memang bisa didapat dari mana saja. Tp dari perspektif etika? Kita bisa menilai sendiri.

Penulis bukan tidak setuju dengan fenomena "ngaji di internet", tp ada beberapa keutamaan jika kita mempunyai "guru ngaji" dan mengaji secara tatap muka. Beberapa diantaranya adalah (1)adanya pertanggung jawaban dari penjelasan yang beliau berikan, (2)meneruskan tradisi "mengaji tatap muka" seperti ulama ulama terdahulu, (3)meminimalisir potensi gagal paham karena bisa bertanya langsung kepada guru. (4)  dan insya Allah ada ketersambungan garis keilmuanya (sanadnya) hingga sampai Rasulullah SAW. Karena setiap guru ngaji pasti punya guru, dan gurunya punya guru lagi. Hingga ketersambungan garis keilmuanya insya Allah akan sampai kepada ulama ulama terdahulu bahkan sampai kepada Rasulullah SAW.

Penulis sebagai orang awam juga hanya ingin sekedar mendokumentasikan hasil tulisan sendiri dan bukan bermaksud untuk hal hal lain. Masih banyak kekurangan penulis dari hasil tulisan ini dan hal hal lain. Semoga hasil tulisan ini bisa sebagai renungan dikemudian hari bagi penulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun