Mohon tunggu...
Abdul Aziz
Abdul Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menjelajah Tebing Ciampea, Bogor

13 Juli 2024   13:26 Diperbarui: 20 Juli 2024   16:42 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ciampea adalah sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, yang terdiri dari 13 kelurahan/desa. Wilayah ini terkenal pada masa lalu (dengan sebutan lamanya Tjampea) karena adanya ekosistem yang khas berupa perbukitan kapur, serta aneka peninggalan purbakala kini sebagian wilayah itu termasuk dalam Kecamatan Cibungbulang. Dan tebing ciampea merupakan salah satu tebing kapur yang terletak di Desa Ciaruten Ilir, Bogor, Jawa Barat. Tempat ini sangat populer di kalangan pemanjat tebing di JABODETABEK. Lokasi ini hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Bogor, tetapi perjalanan ke sana bisa memakan waktu sekitar 1 jam karena kondisi jalan yang tidak selalu lancar. Tebing Ciampea sering digunakan sebagai lokasi latihan medan pertama divisi rock climbing. Acara-acara seperti pemanjatan tebing juga sering diadakan di tempat ini, seperti pada perjalanan 40 Titik Perjalanan yang dilakukan oleh beberapa pemanjat pada tahun 2019.

Dan jumlah penduduk di Desa Ciaruten Ilir berjumlah 207 jiwa, diantaranya laki-laki berjumlah 104 dan perempuan 103 jiwa. Mayoritas mata pencaharian penduduk desa Ciaruten yaitu sebagai petani, pekerja peternakan, buruh pabrik, dan juga sebagai supir kendaraan roda empat. Dan juga mayoritas suku penduduk desa tersebut bersuku sunda dan pendatang.

SEJARAH TEBING CIAMPEA

Menurut salah satu warga lokal yang di sana yaitu pak Isak. Awal mula tebing Ciampea dapat digunakan yaitu bermula pada tahun 1960 an, saat mempor atau sekarang disebut sebagai brimob sedang melakukan latihan di area tersebut, setelah lama-kelamaan akhirnya mempor menemukan tebing tersebut dan akhirnya di gunakanlah tebing tersebut  untuk latihan meluncur atau sekarang sering disebut sebagai rapling. Dan pada tahun 1970-an salah satu mahasiswa Universitas Indonesia mengetahui tebing tersebut yang dulu nya batu yang ada tebing itu sering ditambang, akhirnya lama-kelamaan tebing tersebut mulai ramai oleh pengunjung dan akhirnya dari sini aktivitas penambangan mulai berkurang. Himgga sekarang tebing tersebut masih sering dipakai oleh sejumlah orang untuk aktivitas panjat tebing dan lainya.

KARAKTER BATUAN TEBING CIAMPEA

Karakter batuan tebing yaitu karakteristik batuan tebing mengacu pada sifat-sifat fisik dan geologis pada tebing tersebut, yang menentukan kesesuaiannya untuk panjat tebing dan aktivitas alam lainnya. Dan struktur batuan di tebing ciampea berjenis limestone yang banyak terdapat di kawasan karts, terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus berwarna putih sedikit keabu-abuan, permukaan tebing memiliki banyak lubang dan rekahan (retakan) yang sangat sesuai sebagai tempat pemanjatan.

JALUR PANJAT DI LOKASI TEBING CIAMPEA

Jalur Anak Lurah/dok. pri
Jalur Anak Lurah/dok. pri

Jalur Putih /dok. pri
Jalur Putih /dok. pri
Jalur kambing /dok. pri
Jalur kambing /dok. pri
Jalur  Six P/dok. pri
Jalur  Six P/dok. pri
Jalur Westbank/dok. pri
Jalur Westbank/dok. pri
Jalur Astrajingga/dok. pri
Jalur Astrajingga/dok. pri
Jalur Bicycle/dok. pri
Jalur Bicycle/dok. pri
Jalur Taliban/dok. pri
Jalur Taliban/dok. pri
Jalur Tokek d/dok. pri
Jalur Tokek d/dok. pri
Jalur Strawberry/dok. pri
Jalur Strawberry/dok. pri
Jalur Momen In Time/dok. pri
Jalur Momen In Time/dok. pri
Jalur Sabina/dok. pri
Jalur Sabina/dok. pri
Jalur Drupadi/dok. pri
Jalur Drupadi/dok. pri
Jalur Kasih Ibu/dok. pri
Jalur Kasih Ibu/dok. pri
Jalur Bones/dok. pri
Jalur Bones/dok. pri
Jalur Tiram/dok. pri
Jalur Tiram/dok. pri
Jalur suka-suka/dok. pri
Jalur suka-suka/dok. pri
Jalur Tangga/dok. pri
Jalur Tangga/dok. pri

Tebing Ciampea memiliki ketinggian antara 5 meter – 30 meter, ada beberapa jalur yang membentang mulai dari sisi kiri sampai kanan. Tebing yang sebagian besarnya adalah jalur untuk panjat tebing namun ada juga jalur untuk panjat tebing buatan, dengan tingkat kesulitan antara 5,8 sampai 5,12.. Di bawah ini setidaknya ada 18  jalur yang kami dapatkan dari salah satu narasumber  saat kami berkunjung ke MAPALA ATMAWANA UIKA yaitu mas BO, antara lain:

  • Jalur Anak Lurah dengan jumlah hanger 6 dan ketingian mencapai 20 meter , tahun pembuatan jalur pada tahun 2020 oleh Andria Soekardi.
  • Jalur Putih  dengan jumlah hanger 3 dan 2 anchor top, kaetinggian tebing mencapai 10 meter, grade 5.7  dan dibuat pada tahun 1987.
  • Jalur kambing dengan jumlah hanger 3 dan 2 anchor top, ketinggian mencapai 10 meter, grade 5.9, dan dibuat pada tahun 1987.
  • Jalur Six P dengan jumlah hanger 5 dan 2 anchor top, ketinggian Jalur kambing dengan jumlah hanger 3 dan 2 anchor top, ketinggian mencapai 10 meter, grade 5.9, dan dibuat pada tahun 198mencapai 10 meter, grade 5.10 d, dan dibuat oleh 6 pemanjat dari kota bogor pada tahun 2021.
  • Jalur Westbank dengan jumlah hanger 4 dengan 2 anchor top, ketinggian mencapai 9 meter dan dibuat oleh Jajang Dirajanegara pada tahun 2010.
  • Jalur Astrajingga dengan jumlah hanger 4 dan 2 anchor top, ketinggian mencapai 9 meter, grade 5.12 c, dan dibuat oleh club panjat tebing Astrajingga kota Bogor pada tahun 2011.
  • Jalur Bicycle dengan jumlah hanger 3  dan 2 anchor top, ketinggian mencapai 9 meter grade 5.11 d, dan dibuat oleh Mauli Wibowo pada tahun 1994.
  • Jalur Taliban dengan jumlah hanger 5 dan 2 anchor top, ketinggian mencapai 10 meter, grade 5.11c, dan dibuat oleh Indra Supriana pada tahun 2010.
  • Jalur Tokek dengan jumlah hanger 3 dan 2 anchor top, ketingian mencapai 10 meter, grade 5.10 dan dibuat pada tahun 1987.
  • Jalur Strawberry dengan jumlah hanger 2 dan 2 anchor top, ketingian mencapai 8 meter, grade 5.8, dan dibuat oleh Andria Soekardi pada tahun 2017.
  • Jalur Momen In Time dengan jumlah hanger 2, Grade 5.11 b dan ketinggian mencapai 7 meter. Jalur tesebut dibuat pada tahun 1990.
  • Jalur Sabina dengan jumlah hanger 2 dan 2 anchor top, ketingian mencapai 7 meter, grade 5.8, dan dibuat oleh Andria Soekardi pada tahun 2020.
  • Jalur Tiram dengan jumlah hanger 2 dan 2 anchor top, ketinggian mencapai 8 meter, grade 5.8 dan dibuat oleh Andria Soekardi.
  • Jalur suka-suka dengan jumlah hanger 1 dan 2 anchor top, ketinggian mencapai 7 meter , grade 5.7, dan dibuat oleh Poncol pada tahun 2020.
  • Jalur Tangga, grade 5.6 dan tidak ada hanger yang terpasang karena jalur tersebut hanya untuk simulasi artificial climbing atau sering digunakan abseiling karena hal tersebut jalur ini tidak ada pembuat jalur dan tahun pembuatannya. Penyebutan jalur tersebut diambil karena terlalu mudahnya dalam pemanjatan akhirnya para pemanjat mengibaratkannya seperti saat naik tangga.
  • Jalur Bones, grade 5.7 dan jalurnya dicabut karena sudah berkarat dan sampai sekarang belum dipasangkan hanger terbarunya.
  • Jalur Kasih Ibu dengan jumlah hanger 1 dan 2 anchor top, ketingian mencapai 7 meter, grade 5.7, dan dibuat oleh Putera Keristoper pada tahun 2020.
  • Jalur Drupadi dengan jumlah hanger 2 dan 2 anchor top, ketinggian mencapai 7 meter, grade 5.11 d, dan dibuat oleh Fiqor pada tahun 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun