Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah suatu proses yang harus dilalui para guru untuk menjadi guru yang bersertifikasi atau untuk mendapatkan sertifikasi profesi guru sehingga menghasilkan guru yang memiliki kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional serta mampu mengembangkan kompetensi secara berkelanjutan. Selain itu guru yang sudah bersertifikat tersebut mendapatkan tunjangan profesi dari pemerintah sebagai bentuk penghargaan profesionalisme seorang pendidik dan juga demi meningkatkan kesejahteraan para guru baik guru di sekolah negeri maupun swasta.
Penulis sebagai seorang pendidik di salah satu sekolah menengah kejuruan di wilayah Depok, Jawa Barat berkesempatan mengikuti PPG Dalam Jabatan Kategori 2 Tahun 2022 di salah satu kampus yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada konsentrasi keahlian Teknik Komputer dan Informatika. Salah satu kebanggan tersendiri saat guru masuk seleksi untuk mengikuti PPG mengingat untuk mengikuti PPG tersebut adalah hal yang tidak mudah karena harus mengikuti seleksi pretest dan juga harus memenuhi masa mengajar minimal 3 tahun.
Di tahun 2022 pelaksanaan PPG masih secara daring sehingga para mahasiswa/i PPG harus siap di depan laptop saat ada perkuliahan secara daring melalui aplikasi meet atau zoom dengan minimal waktu 3 jam dari senin sampai sabtu sehingga banyak menyita waktu dan energi terutama jika berjam-jam didepan monitor akan membuat mata terasa lelah hingga sakit di kepala, namun walaupun banyak menyita waktu dan tenaga para mahasiswa/i tetap semangat mengikuti PPG meskipun disela-sela jam mengajar atau sambil mengerjakan tugas administrasi sekolah terutama para guru yang memang punya peran sebagai struktural di sekolah yang harus siap sedia manakala dibutuhkan sekolah dalam berbagai acara entah itu workshop, IHT, PKKS, akreditasi belum lagi jika sebagai panitia PTS atau PAS ditambah mungkin juga sebagai wali kelas.Â
Pembelajaran mata kuliah dalam PPG ini dilaksanakan dalam bentuk analisis permasalahan pembelajaran yang ditemui dalam konteks kelas atau sekolah dalam upaya pemecahan permasalahan tersebut. Permasalahan dapat meliputi  literasi, numerasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills). Kegiatan ini terdiri atas tiga langkah yaitu: (1) identifikasi masalah, (2) eksplorasi penyebab masalah, dan (3) penentuan penyebab masalah.Â
Kegiatan identifikasi masalah mencakup kegiatan mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di kelas terkait: penanganan siswa bermasalah dan berkebutuhan khusus, membangun relasi dengan siswa; melakukan disiplin positif, pemberian feedback, metode pembelajaran, masalah motivasi, materi HOTS, literasi numerasi, miskonsepsi, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, asesmen, interaksi dengan orang tua siswa, menggunakan model-model pembelajaran inovatif, dan masalah terkait lainnya yang menjadi tugas keseharian guru berdasarkan pengalaman mereka saat menjadi guru.
Kegiatan eksplorasi penyebab masalah merupakan kegiatan mengeksplorasi kemungkinan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Dalam melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah tersebut, mahasiswa dapat melakukan riset dengan melakukan kajian literatur, wawancara guru/Kepala Sekolah/ Pengawas Sekolah/rekan sejawat di sekolah, wawancara pakar dan pihak terkait lainnya dengan bimbingan/arahan dosen dan guru pamong.
Kegiatan penentuan penyebab masalah dilakukan dengan cara menentukan akar penyebab masalah yang paling mendekati terhadap konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya, dan menjelaskan alasannya. Dalam melakukan penentuan penyebab tersebut, mahasiswa berkonsultasi dengan dosen, instruktur, dan guru pamongnya. Selanjutnya mahasiswa  mempresentasikan tentang penentuan akar penyebab masalah yang dihadapi disertai dengan penjelasan tentang kajian/analisis penentuan  penyebab masalah tersebut. Terakhir mahasiswa wajib menentukan masalah (minimal 2 yang paling sesuai dengan tugas keseharian guru) dan akar penyebabnya.
Di awal pembelajaran PPG kami diberi kuliah oleh dosen yang sangat menginspirasi penulis yaitu Bapak Herbert Siregar, S.Kom, M.T. Pak Herbert selalu memberi nasihat kepada para mahasiswa/i agar mengajar menggunakan bahasa yang sederhana alias 'membumi', beliau juga seringkali memberikan strategi dalam mengajar dimana menurut penulis strategi tersebut sangat efektif meskipun strategi tersebut merupakan strategi sederhana, salah satunya menurunkan level kita sampai paling bawah sampai peserta didik benar-benar mengerti dan pahami ilmu yang diajarkan bahkan beliau benar-benar membimbing peserta didik yang memang belum paham sama sekali sampai benar-benar paham.
Bagi penulis, PPG selain meningkatkan profesionalisme guru juga menambah perbendaharaan ilmu dalam mengajar. Mengingat dalam kelas PPG kami berasal dari berbagai latar yang berbeda ada yang guru SD, SMP, SMK atau SMA baik sekolah negeri maupun swasta. Kami juga berasal dari daerah yang berbeda-beda ada yang dari jawa barat, jawa tengah, depok dan bekasi sehingga satu sama lain punya cara mengajar yang berbeda-beda dengan strategi pendekatan yang berbeda pula ke peserta didik karena setiap daerah punya karakter peserta didik yang berbeda pula.