Mohon tunggu...
Abdul Aziz
Abdul Aziz Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitek

Sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Bola

Vietnam vs Indonesia

26 Maret 2024   11:12 Diperbarui: 26 Maret 2024   11:32 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seru nih nanti malam Vietnam vs Hindia Belanda eh Indonesia. Jadi salah. Soalnya Indonesia sekarang isinya bule semua. Ngomongnya juga pake bahasa Inggris bukan bahasa yang satu bahasa Indonesia.

Tim luar juga pada aneh lihat tim Indonesia. Tim Indonesia sudah berubah katanya. Tapi mainnya belum berubah saudara-saudara. Itu yang kita sayangin. Lagi jadi tuan rumah cuma menang 1-0. Itu juga karena gol kebetulan oleh pemain kesayangan STY Egy MV. Heran juga kenapa STY masih ngandelin Egy ( dan Witan) sejak jadi pelatih pada Desember 2019. Padahal dari statistik kedua pemain itu biasa-biasa saja. Dan masih banyak pemain lain di dua posisi itu yang mungkin lebih bagus tapi tidak pernah di coba. 

 

Kenapa timnas Indonesia mainnya biasa-biasa saja. Kata STY persiapannya terlalu singkat, kedua banyak pemain yang baru bergabung. Jadi chemistrynya belum dapat. Kalau menurut saya karena para pemain naturalisasinya adalah pemain KW 3. Bukan KW 1. Jadi secara teknik dan physik tidak banyak perbedaan dengan pemain lokal. Bahkan ada beberapa yang dibawah pemain lokal. Fullback kiri misalnya Pratama Arhan masih jauh lebih bagus dari para pemain naturalisasi. Gol kebetulan Egy itu di mulai dari lemparan Arhan yang fenomenal. 

Jadi dengan kwalitas seperti itu pemain naturalisasi tidak bisa berbuat banyak. Menciptakan peluang di zona tiga saja tidak bisa. Dari segi pola permainan juga aneh. Saat babak I lapangan tengah sering kosong. Pada kemana pemain nomor enam dan nomor delapan. Untung yang dihadapi Vietnam yang tidak begitu pinter. Coba kalau ngadepin Jepang atau Korea Selatan bisa di ekspose space yang kosong itu. 

Kesimpulannya timnas Indonesia tidak banyak berubah. Bahkan masih di zona bahaya. Dan STY saya yakin tidak akan bisa merubahnya dalam waktu singkat. Komunikasi antara pemain naturalisasi dan lokal belum bagus. Juga komunikasi antara pemain naturalisasi sendiri juga sama masih sering salah pengertian. Apalagi mainnya di kandang Vietnam. Indonesia infonya belum pernah menang sejak 20 tahun yang lalu. Ini menambah beban pemain timnas yang masih belum kompak itu.  

Jadi bagaimana solusinya. Kurangi dominasi pemain naturalisasi. Maksimal 3 pemain saja cukup. Satu di belakang, satu di tengah dan satu depan. Atau dua di tengah dan satu di depan dampingi Ramadhan Sananta, striker kesayangan rakyat Indonesia yang sering di abaikan oleh STY. Selebihnya pemain lokal. Keunggulan pemain lokal adalah sudah saling kenal jadi komunikasi lancar. Kedua secara physik juga lebih cepat dan lebih kuat. Ketiga ada Pratama Arhan yang biasa lakukan lemparan jarak jauh. Siapa tahu ada gol kebetulan lagi. Iya ngga?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun