Mohon tunggu...
Abdul Aziz
Abdul Aziz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

bervespa menikmati alam dan tata ruang kota

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kontroversi "Rakyat Jelata", Adita Irawati dan Tantangan Komunikasi Pemerintah

5 Desember 2024   17:35 Diperbarui: 5 Desember 2024   17:38 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sumsel.tribunnews.com/2024/12/05/awal-mula-jubir-komunikasi-kepresidenan-adita-irawati-ucap-rakyat-jelata-tanggapi-soal-gus-miftah

Adita Irawati, yang menjabat sebagai juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Prabowo Subianto, menjadi sorotan hangat publik pada saat ini setelah menanggapi permasalahan yang muncul terkait Gus Miftah.

Juru bicara kantor komunikasi Kepresidenan itu mungkin mencoba untuk memberikan klarifikasi atau dukungan kepada pihak yang terlibat, dengan niat untuk menenangkan situasi atau menjelaskan posisi pemerintah. Namun, dalam pernyataannya, Adita menganggap bahwa komentar yang dikeluarkan oleh Gus Miftah itu tidak seharusnya menyinggung perasaan rakyat kecil atau "rakyat jelata".

Istilah "rakyat jelata" yang digunakan oleh Adita Irawati, yang mengacu pada rakyat kecil, merupakan frasa yang memicu kontroversi. Hal ini dianggap merendahkan dan kurang sensitif terhadap kelompok masyarakat yang merasa dihina. Reaksi publik menunjukkan bahwa banyak yang merasa penggunaan istilah tersebut menunjukkan ketidakpedulian terhadap kondisi masyarakat yang lebih rendah ekonominya.

Sebagai informasi, berdasarkan KBBI arti dari kata "rakyat jelata" adalah sebutan untuk orang biasa yang tidak memiliki gelar atau pangkat, dan bukan anggota bangsawan atau pendeta. Istilah ini juga bisa disebut sebagai rakyat biasa atau massa. Dalam sistem kelas sosial, rakyat jelata adalah mereka yang tidak memiliki kedudukan sosial tinggi. Sejak abad ke-20, istilah rakyat biasa telah digunakan sebagai gantinya.

Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi publik yang bijak dalam konteks politik dan sosial. Reaksi terhadap pernyataan Adita Irawati mencerminkan ketegangan antara pemerintah dengan masyarakat yang merasa diperhatikan secara sepihak. Pentingnya pemilihan kata yang tepat bagi pejabat atau jubir kepresidenan agar tidak menimbulkan multitafsir sehingga dianggap melenceng dari apa yang dimaksudkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun